Housing-Estate.com, Jakarta – Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Maurin Sitorus, kembali menegaskan pentingnya Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang saat ini masih digodok di DPR. Tapera dapat mengatasi kesulitan mendapatkan dana murah untuk membiayai pembangunan perumahan, khususnya hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ilustrasi
“Tapera ini untuk menjamin tersedianya dana murah jangka panjang untuk pembiayaan perumahan. Jadi kita tidak lagi hanya bergantung pada anggaran APBN yang sangat terbatas, kalau mengandalkan APBN sampai kapan masalah perumahan bisa kita selesaikan? Jadi, Tapera punya dua fungsi vital, sebagai sumber pembiayaan dan tabungan bagi pekerja,” ujar Maurin kepada housing-estate.com di Jakarta, Rabu (10/2).
Sumber dana Tapera dipungut dari gaji pekerja sebesar 3 persen (2,5 persen kontribusi pekerja dan 0,5 persen dari pemberi kerja/perusahaan). Selain dua fungsi tadi, dana Tapera juga berfungsi untuk mendistribusi subsidi karena sifat iurannya yang gotong royong dari seluruh pekerja.
Bentuk gotong royong itu antara lain pekerja yang sudah memiliki rumah tidak menggunakan dana tabungannya untuk perumahan tapi berfungsi sebagai tabungan. Dana tersebut selanjutnya digunakan oleh mereka yang belum mempunyai rumah. Dana yang tersimpan itu menjadi investasi dan dapat diambil saat pensiun plus hasil pengembangan investasinya.
Tapera juga menguntungkan masyarakat menengah bawah karena mendapatkan bunga murah dari bank. Bank penyalur KPR dapat memberikan bunga murah karena sumber dana dari Tapera juga murah. Maurin menjelaskan fasilitas pembiayaan perumahan ini bisa dimanfaatkan pekerja yang sudah mengiur Tapera selama setahun.
“Tapera perlu segera diberlakukan, kalau tidak masalah perumahan akan semakin sulit diatasi karena harga tanah semakin mahal. Tapera ini terobosan untuk menyelesaikan permasalahan perumahan seperti backlog yang sangat besar,” pungkasnya.
