Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Jakarta yang kian padat membutuhkan wilayah lain sebagai pusat pertumbuhan baru di luar kawasannya. Wilayah baru ini harus dirancang serendah mungkin tingkat ketergantungannya dengan Jakarta agar beban Jakarta tidak semakin berat. Salah satu kawasan yang potensial untuk itu adalah Bogor karena masih memiliki cadangan lahan yang cukup luas dan pengembangannya masih cukup panjang.

Kelebihan lainnya, harga lahan di Bogor lebih murah karena pengembangan infrastrukturnya masih terus berbenah. Hal ini berbeda dengan wilayah Serpong maupun Bekasi yang pengembangan infrastruktur maupun proyek propertinya sudah sangat matang karena dijadikan juga instrumen investasi.
“Ini menjadi keunggulan tersendiri bagi kami yang mengembangkan kawasan hunian berskala kota (township) yang masih akan terus berkembang. Masih terus berprosesnya kawasan Bogor membuat kenaikan rata-rata di kawasan ini tingkatnya paling tinggi mencapai lebih dari 11 persen. Jadi Bogor ini kawasan permata yang belum digosok,” ujar Keith Steven Muljadi, Presiden Direktur PT Sentul City Tbk, pengembang township Sentul City (3.100 ha), di Jakarta, (25/5).
Infrastruktur yang terus digalakkan di kawasan Bogor adalah jarinagn jalan Bogor Outer Ring Road (BORR), Bogor Inner Ring Road (BIRR), jalan poros tengah timur (jalur Puncak Dua), dan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocomi). Belum lagi sarana transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) yang akan membuat akses Jakarta-Bogor kian mudah.
Faktor-faktor ini disebut Steven akan menjadi faktor pendorong peningkatan proyek properti di wilayah Bogor. Untuk menyesuaikan dengan pengembangan proyek infrastruktur oleh pemerintah, Sentul City sendiri mengikuti dengan terus mengembangkan berbagai fasilitas di kawasan township-nya.
>Steven juga menyebut konsep pengembangan Sentul City kian diperkuat dengan standar lingkungan yang berkelanjutan salah satunya dengan menyediakan 60-70 persen ruang terbuka hijau (RTH). Dari sisi infrastruktur, di kawasan perumahannya juga dikembangkan untuk instalasi pengolahan air bersih, air limbah, jalan kawasan yang lebar, dan lainnyan untuk mendukung Sentul City menjadi kawasan mandiri.
“Sekarang konsumen sudah mulai merasakan hasilnya. Lahan perumahan di Sentul City berkisar Rp7 juta-Rp13 juta/m2, lahan komersial RP15 juta-Rp20 juta/m2. Harga rumah terendah mulai Rp900 juta hingga Rp20 miliar, ini semua masih relatif rendah sehingga apresiasi harga di Sentul City akan berakselerasi seiring pengembangan infrastruktur dan perkembangan fasilitas di dalam kawasannya,” imbuhnya.
Lihat tampilan baru di housingestate.id