Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Tidak sedikit orang kaya Indonesia yang membeli properti di luar negeri. Favoritnya Singapura, Malaysia, dan Australia. Selain untuk investasi mereka membeli apartemen di luar negeri untuk persiapan pendidikan anaknya di negeri tersebut. Menurut survei property affordability sentiment index survey yang dilakukan lembaga riset Added Value Saffron Hill dan portal properti di Indonesia, tahun ini Australia menjadi salah satu negara yang diincar WNI selain Singapura, Malaysia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada.
Pendidikan menjadi salah satu pertimbangan utama konsumen membeli properti di luar negeri. Menurut survai tersebut sebanyak 21 persen dilandasi alasan itu. Selain itu syarat yang ditetapkan pemerintah setempat bagi orang asing memiliki properti cukup mudah.
Aimee Sukesna, Head of Marketing and Public Relations sebuah lembaga pendidikan Uni Sadhu menyebutkan, setiap tahun pihaknya memfasilitasi para pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri termasuk Australia. Ia menyebutkan ada sejumlah orang tua membeli properti beberapa tahun sebelum anaknya bersekolah di negara bersangkutan.
“Mereka bisa mendapatkan uang untuk membiayai sekolah anaknya dari keuntungan atau return of investment dari properti yang dibelinya sejak lama. Bahkan ada yang bisa menutup total seluruh biaya perkuliahan anaknya. Keuntungan investasinya tidak bisa dipandang sebelah mata, dalam tiga tahun kenaikan propertinya bisa mencapai 100 persen bahkan lebih,” ujarnya di Jakarta, Jumat (15/7).
Mulai Juli 2016 pemerintah Australia melonggarkan kebijakan bagi pelajar/mahasiswa asing yang ingin mendapatkan visa belajar. Kebijakan ini diprediksi akan meningkatkan pasar properti di Australia khususnya kota-kota yang menjadikan tujuan pendidikan seperti Melbourne, Perth, dan Sydney.
Kemudahan tersebut mencakup 10 tahun visa pelajar percobaan, aplikasi visa lebih sederhana, dan regulasi lain yang semakin mudah. Tingginya minat masyarakat global menempuh pendidikan di Australia menjadi pasar potensial untuk penyewaan apartemen. Tarifnya berkisar 300-600 dolar Australia per minggu.
“Sepanjang 2015 tercatat sekitar 645 ribu pelajar internasional di Australia dan dari Indonesia sekitar 16 ribu pelajar. Dari bidang pendidikan ini Australia meraih uang sebanyak 19 miliar dolar Australia. Karena itu negara ini berkepentingan untuk mempermudah pembelian properti bagi warga negara asing karena efek dominonya positif,” imbuhnya.
Lihat tampilan baru di housingestate.id