Housing-Estate.com, Jakarta – Realisasi program sejuta rumah tahun 2016 masih jauh dari target. Hingga 29 Agustus 2016 realisasinya baru tercapai 33,9 persen. Menurut Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Syarif Burhanuddin, rendahnya progress pembangunan sejuta rumah disebabkan banyaknya kendala di lapangan.
Rumah yang dibangun Kemenpupera kendala terbesar muncul dari ketidaksiapan dan perubahan lokasi lahan yang akan dibangun khususnya program rumah khusus untuk TNI-Polri. ”Tapi kita optimis hingga akhir tahun ini realisasinya bisa mencapai 97 persen,” ujar Syarif pada acara Percepatan Pelaksanaan Program Perumahan di Jakarta, Rabu (31/8).
Syarif menjelaskan pihaknya tidak mau melakukan pembangunan bila lahannya bermasalah. Apabila pembangunannya sudah berjalan akan dihentikan dulu sambil menunggu legalitasnya jelas dan clear. Langkah ini ditempuh untuk menghindari kemungkinan timbulnya masalah di kemudian hari. Karena itu Syarif meminta kepada penerima manfaat (TNI-Polri) sejak dini memastikan status lahannya agar jadwal pembangunannya sesuai rencana.
Ada sejumlah upaya yang dilakukan untuk mempercepat realisasi program sejuta rumah. Misalnya melakukan penjadwalan ulang, penambahan shift pekerja, dan memantau secara intensif progres pembangunan di lapangan. “Banyak pemerintah daerah dan instansi yang menyodorkan lahannya untuk dibangun perumahan. Tapi statusnya harus clean and clear, kalau belum jelas kita tidak bisa bangun. Di sini diperlukan peran aktif pemda untuk memastikan status lahannya,” pungkasnya.