Housing-Estate.com, Jakarta – Di tengah melemahnya pasar properti nasional penjualan properti di kawasan Bogor masih menunjukkan tren positip. Pada kuartal pertama 2016 penjualan properti di Bogor tumbuh 11,8 persen. Ini bertolakbelakang dengan kondisi umum Jabodetabek. Di kawasan megapolitan yang pasar propertinya paling kinclong di Indonesia itu penjualannya turun hingga 23 persen. “Akhir tahun lalu masih ada pertumbuhan 55,7 persen, ternyata tren kenaikan itu belum bisa menjadi dasar pertumbuhan awal tahun 2016,” ujar Ali Tranghanda, Drektur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), kepada housing-estate.com di Jakarta, Selasa (31/5).
Citra Indah
Tren pertumbuhan itu terutama ditopang penjualan produk yang menyasar segmen menengah. Kontribusi segmen ini mencapai 70 persen. Pertumbuhan tersebut, ujar Ali, juga ditunjang pembangunan proyek infrastuktur seperti light rail transit (LRT) Jakarta – Bogor. Pembangunan tahap pertama rute Cawang – Cibubur yang akan dilanjutkan Cibubur – Bogor pada tahap selanjutnya. Penambahan fasilitas baru seperti Mal Metropolitan Cileungsi juga mendongkrak penjualan properti terutama di perumahan Metland Transyogi, Cileungsi, Bogor, dan kawasan sekitarnya.
Ali memprediksi peningkatan penjualan ini belum akan berakhir. Sebab, masih apa pembangunan proyek infrastruktur yang akan memicu pergerakan pasar di timur Jakarta, Cibubur, Depok, Bogor, dan beberapa wilayah lainnya. “Proyek infrastruktur itu dampaknya sangat baik, tapi pemerintah dalam jangka pendek perlu membuat regulasi yang pro pasar agar pasar perumahan tidak semakin terpuruk,” imbuhnya.
