Housing-Estate.com, Jakarta – Kawasan Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) kelak akan didukung sistem transportasi berbasis rel. Saat ini tengah dibangun light rail transit (LRT) Cawang – Cibubur dan mass rapit transit (MRT) Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI). Pemerintah juga akan membangun MRT Bekasi – Tangerang (koridor timur-barat). Tapi pembangunan koridor timur-barat masih lama menunggu selesainya MRT koridor utara-selatan. Koridor utara-selatan terbagi dua tahap, tahap I (Lebak Bulus-Bundaran HI) yang sedang dibangun targetnya beroperasi tahun 2018. Setelah itu dibangun tahap II (Bundaran HI-Kampung Bandan, Jakarta Utara).
Menurut Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho, studi kelayakan (feasibility study) koridor timur-barat sudah selesai dan tinggal diimplementasikan. “Waktunya saya belum tahu karena ini lintas wilayah, rencananya pararel dengan pengerjaan MRT Jakarta tinggal menunggu kesiapan wilayah lain,” ujarnya kepada housing-estate.com di Jakarta, Senin (17/10).
Koridor timur-barat rencananya akan dimulai dari Balaraja, Kabupaten Tangerang, hingga Ujung Genteng, Bekasi, sejauh 70 km. Proyek ini rencananya akan dimulai tahun 2022. Pembangunan koridor barat-timur ini mutlak diperlukan untuk mengurai kemacetan lalulintas. Pengoperasian satu koridor (selatan-utara) dinilai kurang efektif mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Karena itu moda transportasi massal ini nantinya akan diintegrasikan, tidak terputus di batas kota.
“Pembiayaannya pinjaman lunak dari Jepang melalui pemerintah pusat. Kita tidak tahu turunnya ke daerah sebagai hibah atau pinjaman. Pembangunannya ada dua opsi, bawah tanah dan elevated (layang). Pembangunan di bawah tanah lebih cepat, tidak ada pembebasan lahan, tapi biayanya mahal,” imbuhnya.