Housing-Estate.com, Jakarta – Pengembangan Kota Baru Maja, Lebak, Banten, tampaknya bakal berjalan lebih cepat. Proyek yang digagas pertama kali pada era pemerintahan Presiden Soeharto dengan nama Kota Kekerabatan Maja itu terhenti akibat kurangnya dukungan infrastruktur. Oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) proyek tersebut dihidupkan lagi dengan nama Kota Baru Maja. Area pengembangannya diperluas hingga Parung Panjang, Bogor, seluas lebih dari 18 ribu hektar.

Citra Maja Raya: proyek pertama yang dikembangkan Ciputra Group di Maja
Sejumlah pengembang terlibat dalam pengembangan proyek ini. Mereka memiliki lahan ratusan hingga ribuan hektar. Salah satunya PT Mandiri Nusa Graha Perkasa (MNGP) yang akan mengembangkan Majapolitan seluas 546 ha. Menurut Direktur Utama MNGP Lukman Purnomosidi, di Majapolitan akan dibangun 100 ribu unit hunian mencakup perumahan, apartemen, dan sarana komersial lainnya.
“Rencana pengembangannya akan dimulai pada awal tahun depan. Pengembangannya akan mencakup juga kawasan bisnis untuk menunjang seluruh kehidupan penghuni beserta fasilitasnya,” ujar Lukman saat penandatangan kesepakatan bersama (MOU) Kota Baru Maja di Jakarta, pekan ini.
Proyek ini, lanjut Lukman, akan dikembangkan untuk mewadahi populasi hingga 200 ribu orang. Sarana dan infrastruktur yang dibangun mencakup ruang terbuka, area penghijauan, pengolahan air bersih dan sampah, serta fasilitas rekreasi.
Lukman mengatakan penandatanganan MOU itu membuat pengembang lebih optimis mengembangkan proyeknya. Sesuai kesepakatan pemerintah pusat berkomitmen membangun jalan sepanjang 55 km dari Parung Panjang menuju Maja. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota juga akan member kemudahan perizinan dan bantuan lain sesuai dengan cakupan areanya.
“Ini merupakan terobosan pemerintah terlebih dengan komitmen akan mengembangkan jalan akses dari Jakarta selain jalan tol, akses kereta, dan lainnya. Ini membuat pengembangan proyek di Maja akan semakin prospektif dengan nilai jual tinggi,” imbuhnya.