Housing-Estate.com, Jakarta – Lahan menjadi salah satu masalah yang menghambat pembangunan rumah susun (rusun). Untuk itu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menawarkan kepada masyarakat yang bersedia tanahnya dipakai untuk pembangunan rusun akan diganti 1,5 kali dari luas tanahnya. Penggantiannya berupa unit rusun sehingga mereka bisa menggunakan untuk tempat tinggal. Ahok menyebutkan saat ini Pemprov DKI telah mengakuisisi lahan seluas 8.000 meter persegi di daerah Tambora, Jakarta Barat, untuk pembangunan rusun.
Ilustrasi Rusun
“Lahan ini akan segera kita bangun jadi rusun sekelas apartemen. Kami juga terus tawarkan kepada masyarakat yang mau menyerahkan lahannya nanti kita ganti dengan unit rusun seluas 1,5 kali lahannya. Syaratnya harus dibuktikan dengan sertipikat,” ujar Ahok saat meresmikan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Anggrek Bintaro, Jakarta Selatan, Rabu (20/1).
Ahok menyebutkan bila warga memiliki lahan seluas 100 meter persegi ia akan mendapatkan unit rusun seluas 150 meter persegi. Kalau unit rusunnya ukuran 30 meter persegi yang diterima sebanyak lima unit. Lahan-lahan yang didapat dengan pola ini akan langsung dibangun berikut fasilitasnya sehingga bisa langsung dihuni.
Ahok juga akan mengintensifkan pendataan dan penyertipikatan lahan-lahan milik pemprov yang selama ini idle atau dikuasai pihak lain. Ia menginstruksikan seluruh lurah dan camat segera menguasai lahan-lahan kosong milik Pemprov agar tidak dikuasai pihak lain. “Saya bilang kuasai saja dulu secara fisik, kalau bersengketa tinggal kita urus di pengadilan. Selama ini kita kalah terus padahal kebutuhan lahan banyak untuk menata kota. Kalau lahan sudah banyak akan kita bangun rusun sehingga masyarakat juga yang akan menikmati,” imbuhnya.
