Housing-Estate.com, Jakarta – Pengelolaan kota akan menjadi masalah rumit di masa depan. Hal ini karena arus urbanisasi dan mayoritas penduduk akan bertempat tinggal di perkotaan. Sekitar 50 tahun lalu penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan baru 30 persen, hingga 20 tahun mendatang jumlahnya akan meningkat menjadi 67 persen. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana pengelolaan kota dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
“Kota haruslah inklusif dan bisa mengakomodasi seluruh kalangan, aman, sustainable, dengan tata kelola yang baik. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kerja sama yang baik dan peran serta masyarakat karena kota yang baik juga harus bisa menjadi mesin ekonomi pembangunan dari sebuah negara,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla pada pembukaan konferensi Preparatory Committee (PrepCom) di Surabaya, Senin (25/7).
Acara ini berlangsung selama tiga hari, 25-27 Juli 2016, di Grand City Convention & Exhibition Surabaya. PrepCom merupakan pertemuan formal terakhir dari berbagai negara untuk menyusun agenda perkotaan baru (New Urban Agenda/NUA) yang bisa dijadikan patokan untuk kota-kota di seluruh dunia hingga 20 tahun mendatang.
Urbanisasi yang selama ini menjadi masalah di semua kota harus bisa diselesaikan bahkan justru dijadikan potensi pengembangan perekonomian dan kawasan. JK berharap hasil yang dirumuskan di Surabaya bisa menjadi landasan dan rujukan karena pada prinsipnya permasalahan yang terjadi di seluruh perkotaan dunia hampir sama.
“Tidak mungkin pembangunan perumahan dilakukan dengan cepat makanya butuh perencanaan dan persiapan jangka panjang seperti yang dilakukan di ajang ini. Semoga dari konferensi ini bisa didapatkan penyelesaian untuk permasalahan perkotaan yang terus berkembang,” imbuhnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Basuki Hadimuljono menyebutkan, Surabaya cukup sukses dalam membangun kawasan kotanya sehingga dijadikan tuan rumah ajang PrepCom ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memilih Surabaya karena bisa menginspirasi agenda perkotaan hingga 20 tahun mendatang. Ajang ini diikuti oleh 4.400 peserta dari 167 negara.