Housing-Estate.com, Jakarta – Medio Juli ini Indonesia mendapat kabar gembira. Salah satu hotelnya didapuk sebagai “hotel terbaik di dunia” versi majalah Travel + Leisure. Nihiwatu, nama resor pemenang tersebut, berlokasi di Desa Hobawawi, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dengan bermobil dari bandara Tambolaka. Dibangun di tebing, Nihiwatu memiliki pantai privat sepanjang 2,5 km, menghadap Samudera Hindia, jadi tidak heran, pantainya sangat dikenal para surfers.
Di lahan seluas 229,5 ha yang sebagian besar masih dijaga keasliannya, Nihiwatu memiliki 28 unit vila, mulai dari yang hanya satu kamar, sampai yang terbesar berisi lima kamar tidur. Bangunannya didesain dekat dengan alam, berbahan bambu dan kayu kelapa, dengan gaya arsitektur bangunan lokal dan sedikit sentuhan modern di sana-sini. Semua vila dilengkapi dengan private pool, dibangun menghadap laut, dan saling terjaga privasinya. Masing-masing memberikan pengalaman tersendiri, ada yang kerap jadi pilihan honeymooners, ada vila yang dilengkapi dengan dek yang seakan dibangun di atas pohon dan ada yang bisa untuk beramai-ramai karena berkamar banyak dan dilengkapi dengan kolam renang sepanjang 19 meter. Yang disebut terakhir ini, berjuluk Raja Mendaka, pernah meraih The Best In Design Award PURE 2015.
Nihiwatu dilengkapi dengan empat restoran dengan sajian menu berbeda dan tentunya juga nuansa tak sama. Mulai dari yang privat, hingga yang bisa digunakan bersama tamu lain, karena bersanding dengan fasilitas lain seperti kolam renang, library dan movie theatre. Resor ini juga menawarkan aneka aktivitas, seperti berselancar dan snorkeling, yoga, open-air land rover safari, berkuda di tepi pantai, hiking ke air terjun Wanukaka, sampai berkunjung ke desa pengrajin tenun tradisional. Tidak hanya untuk pelancong dewasa, Nihiwatu juga didesain ramah anak, dengan salah satu aktivitasnya berkunjung ke pabrik coklat yang berada tidak jauh dari resor. Untuk mendapat semua kenyamanan ini, pelancong harus siap merogoh kocek minimal 650 dolar AS atau sekitar Rp8,5 juta per malam, dengan minimal tiga malam.
Resor ini dibangun oleh pebisnis hotel mewah yang terkenal di Bali, Claude and Petra Graves, bersama Christopher Burch, hotelier asal New York, dan pebisnis McBride, tahun 2012. Lebih dari sekadar sebuah tempat tetirah, Nihiwatu juga berkolaborasi dengan Sumba Foundation, lembaga swadaya masyarakat yang berkecimpung di bidang kesehatan dan kesejahteraan. Di mana para pelancong akan akan diajak berkunjung ke lembaga tersebut untuk ikut di aktivitasnya. Nihiwatu juga mengklaim mempekerjakan 90 persen dari 280 karyawannya adalah warga setempat. Tidak heran, kalau resor ini kerap meraih aneka penghargaan dari banyak media dan lembaga di sektor pariwisata.
Berbagai sumber.
