Housing-Estate.com, Jakarta – Apartemen sampai sekarang masih menjadi obyek investasi para pemilik kapital untuk mengembangkan kekayaan. Mayoritas apartemen dibeli bukan untuk ditempati melainkan disewakan atau disimpan untuk dijual saat harganya tinggi. Beberapa pengembang apartemen mengaku lebih 70 persen konsumennya adalah investor.
Aleviery Akbar, Associate Director Residential Colliers International Indonesia, sebuah perusahaan konsultan dan manajemen properti, membenarkan banyaknya konsumen bermotif investasi. Tapi angkanya tidak sebesar yang disebut tadi. “Saya memperkirakan sekitar 50:50 antara investor dan end user, tapi seiring kebutuhan dan perbaikan ekonomi porsi end user akan membesar menjadi 70:30,” ujarnya kepada housing-estate.com saat paparan kondisi industri properti tahun 2015 di Jakarta, Rabu (6/1).
Aleviery menyatakan para investor tertarik membeli apartemen karena didorong optimisme bahwa harga apartemen akan terus naik. Karena itu mereka tidak akan pernah melewatkan apabila ada apartemen yang dinilai prospektif. Selain harganya yang terus naik apartemen juga potensial untuk disewakan. Apalagi kalau pemiliknya mau menyewakan sedikit di bawah harga pasar peminatnya banyak.
Sejauh ini sektor apartemen masih cukup menjanjikan. Karena itu konsumen investor masih akan meramaikan pasar apartemen di masa datang. Kondisinya akan berubah menunggu seleksi sampai pasar. Tanda-tandanya dapat dibaca dari transaksi di pasar seken. “Ketika pasar secondary meningkat itu pertanda konsumen end user juga meningkat. Ini diakui kalangan perbankan, mereka mulai banyak menyalurkan KPA untuk properti secondary,” jelasnya.