Housing-Estate.com, Jakarta – Pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) akan berdampak strategis terhadap perkembangan kawasan Sumedang dan mengurangi beban jalan tol ruas Cikampek – Padalarang yang sangat padat terutama pada setiap akhir pekan. Tol Cisamdawu akan menciptakan segitiga baru (triangle), Cirebon – Bandung – Cikampek (Palimanan). Satu ujung tol Cisamdawu akan terkoneksi dengan jalan tol Cikampek – Palimanan. Titik pertemuannya diperkirakan di Jatiwangi, Cirebon, sementara ujung satunya di Cileunyi. Karena itu beroperasinya tol Cisamdawu membuat Kota Bandung bisa diakses dari dua jalan tol: Cisamdawu (Jatiwangi/Cirebon) dan Cikampek – Padalarang.
“(Dengan pembangunan tol Cisamdawu) Kita jadi memiliki dua jalan tol dari Bandung sehingga akan membuat triangle baru kawasan Palimanan-Bandung-Cirebon. Pertumbuhan tiga kawasan ini akan semakin cepat dengan adanya jalan tol ini,” ujar Hediyanto W. Husaini, Dirjen Bina Marga Kemenpupera, kepada housing-estate.com saat meninjau pembangunan jalan tol Cisamdawu fase I di Cileunyi, Jumat (18/12).
Jalan tol Cisamdawu sepanjang 61,6 km terbagi dalam enam seksi. Seksi I Cileunyi-Rancakalong (12,025 km) dan seksi II Rancakalong-Sumedang (17,05 km) akan dikerjakan pemerintah. Empat seksi lainnya akan ditawarkan kepada investor swasta.
Jalan tol ini juga akan terkoneksi dengan Bandara Internasional Kertajati, Jawa Barat, yang masih dalam tahap perencanaan. Tol Cisamdawu juga jadi jalan penyangga dan alternatif jalur arteri Cadas Pangerann yang kerap longsor. Investasi untuk pembangunan jalan ini sebesar Rp12 triliun. Pembebasan lahannya menyedot dana sebesar Rp2 triliun. Sumber dananya 90 persen pinjaman dari Cina, sisanya dari APBN.
“Fase 1 dan 2 yang dikerjakan pemerintah dengan target selesai akhir tahun 2018 investasinya Rp4,5 trliun. Fase 1 dan 2 secara ekonomi kurang menarik karena medannya berbukit dan berkelok sehingga perlu penanganan khusus. Kalau (jalan tol) ini jadi akan memangkas waktu perjalanan hingga empat jam,” imbuhnya.