Housing-Estate.com, Jakarta – Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja di sektor konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) memberikan pembekalan dan fasilitas uji kompetensi tukang bangunan. Hal ini dilakukan untuk meraih potensi proyek kontruksi yang sangat besar dan menyambut era perdagangan bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pelatihan Konstruksi yang diselenggarakan Kemenpupera
Menurut Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Kemenpupera Masrianto, era MEA yang akan berlangsung akhir tahun ini harus disikapi dengan persiapan karena potensi dari sektor konstruksi ini sangat besar. “Kalau kita tidak berbenah potensi pasar konstruksi kita yang besar bisa diambil orang asing,” ujarnya saat acara pelatihan konstruksi bagi para tukang bangunan di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (4/6).
Masrianto menyebut sumbangan terhadap pendapatan domestik bruto dari sektor ini mencapai 10 persen dengan serapan tenaga kerja mencapai 7 juta orang. Yang disayangkan, dari jumlah 7 juta orang tersebut komposisi tenaga terampil hanya 30 persen dan yang bersertifikat sesuai dengan peraturan UU No. 18/1999 baru sekitar 5,1 persen.
“Makanya percepatan sertifikasi tenaga konstruksi ini sangat penting untuk mengejar ketertinggalan kita dalam meningkatkan daya saing. Apa lagi peningkatan nilai pasar konstruksi dengan tuntutan pembangunan saat ini yang sangat pesat harus bisa diikuti dengan kompetensi tenaga kerjanya,” imbuhnya.
Pembekalan untuk para tukang ini diberikan selama lima hari yang diikuti oleh sekitar 750 orang tukang dari Kabupaten Klaten. Nantinya, para tukang yang sudah dilatih ini dapat meningkat menjadi mandor dan bisa lebih terlibat di pekerjaan konstruksi lainnya.