Housing-Estate.com, Jakarta – Sektor properti yang masih dianggap akan penuh gejolak di tahun 2015 ini, disikapi secara hati-hati oleh manajemen superblok Sentra Timur Residence (8 ha) di Pulogebang, Jakarta Timur. Dua hal paling nyata yang akan menjadi penghambat adalah kenaikan harga bahan material bangunan dan bahan bakar minyak (BBM) yang akan memberikan efek langsung terhadap sektor ini.

Sentra Timur Residence
Menurut Hermon Simanjuntak, Promotion & Business Development Manager Sentra Timur Residence, dengan kondisi seperti ini pengembang harus meningkatkan efisiensi dalam proses pembangunan proyeknya. “Kita terapkan manajemen konstruksi yang modern dan disiplin dalam pembangunan proyek, yang jadi masalah kenaikan ini tidak diikuti dengan kenaikan daya beli masyarakat, makanya kita harus sangat efisien agar penjualan tetap baik,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (10/3).
Strategi lainnya yang ditempuh, lanjut Hermon, adalah mengedepankan prinsip penjualan yang tepat sasaran, on time delivery kepada konsumen, dan harga yang terjangkau. Pemilihan metode pelaksanaan konstruksi yang baik dan disiplin akan sangat besar pengaruhnya terhadap kontrol biaya, kualitas, dan waktu pelaksanaan pembangunan.
“Makanya di tengah situasi yang seperti ini kami tetap optimistis dengan penjualan di Sentra Timur Residence, apalagi lokasi kami sangat strategis dan dekat dengan terminal terpadu Pulogebang. Kebutuhan masyrakat yang besar akan hunian juga menambah optimisme kami,” imbuhnya.
Sentra Timur Residence saat ini sudah dihuni oleh seribuan kepala keluarga dan total akan dibangun sebanyak 15 menara. Tipe yang tersedia mulai studio berukuran 25-27 m2 hingga tipe tiga kamar berukurann 52-59 m2 seharga mulai Rp300 jutaan. Proyek ini dikerjakan oleh Perumnas dan PT Bakrie Pangripta Loka.