Housing-Estate.com, Jakarta – Ciledug, Kota Tangerang, Banten, dilirik sebagai kawasan pengembangan pasar grosir di dekat Jakarta. Di kawasan ini Grup Eureka akan mengembangkan Pasar Grosir Asparindo Ciledug (PGAC) di atas lahan seluas 10 ha. Konsepnya mengadopsi Pasar Tanah Abang sebagai pasar grosir garmen.
“PGAC akan menjadi Tanah Abang baru dan alternatif untuk para pedagang grosir yang menginginkan sebuah pasar grosir yang terintegrasi sehingga kami juga akan menyediakan perbankan, hotel, jasa ekspedisi, dan lainnya,” ujar Direktur Utama Grup Eureka, Lukman Purnomosidi, di Jakarta, Senin (13/2).
Pengembangan PGAC akan menjadi alternatif Pasar Tanah Abang, Pasar Cipulir dan Cipadu, Jakarta Selatan, yang sama-sama sebagai grosir garmen. Lokasi PGAC dan Pasar Cipulir tidak terlalu jauh dan dalam satu koridor di Jl Raya Ciledug yang akan dilayani Transjakarta koridor XIII. Koridor XIII dibangun melayang dari Ciledug (di depan Universitas Budi Luhur) ke Tendean, Jakarta Selatan.
Lukman mengklaim pasar seluas 250.000 m2 itu dirancang lebih modern dan lengkap dibandingkan Pasar Tanah Abang. Aksesnya cukup bagus dengan dibangunnya jalan layang Transjakarta dan pembangunan kereta bandara. Lukman menyebut harga yang ditawarkan sangat kompetitit. Bila kios di Tanah Abang ukuran 2×2 m harganya Rp4-Rp5 miliar, di PGAC ditawarkan seperdelapan bahkan sepersepuluhnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Joko Setiyanto menyatakan, PGAC akan mendukung tumuhnya sentra-sentra ekonomi baru di luar Jakarta. Di Ciledug sendiri industri garmen cukup berkembang. “Banyak pedagang yang tertarik dengan konsep PGAC, selain wilayah Ciledug semakin perkembangannya konsep pasar terintegrasi sudah sangat dibutuhkan,” imbuhnya.