Housing-Estate.com, Jakarta – Sentra kuliner dihadirkan dengan suasana seakan makan di pinggir jalan.
Menjelang sore itu sekerumunan perempuan sosialita paruh baya heboh berfoto bersama di depan restoran berhias gentong-gentong kayu. Setelah asyik mengabadikan diri, mereka segera meluncur ke restoran di seberang koridor untuk makan bersama. Kurang lebih begitulah salah satu suasana di dalam Street Gallery beberapa bulan ini. Ini tempat ngumpul baru di perumahan kaum berada Pondok Indah, Pondok Pinang, Jakarta Selatan, yang menyatu dengan Mal Pondok Indah (MPI) yang diposisikan sebagai food mall.
Street Gallery Pondok Indah
Profil pengujungnya relatif berbeda, tergantung jamnya. Pagi menjelang siang suka ditongkrongi kaum ibu yang menghabiskan waktu sembari menunggu anaknya kelar sekolah atau kumpulan ibu-ibu arisan. Siang menjelang petang, mal dipenuhi orang kantoran di sekitar Pondok Indah yang ingin makan siang. Malam hari pengunjung berganti dengan young society yang hang out di MPI 1 dan 2 yang juga menyatu satu sama lain melalui sebuah jembatan tertutup di atas Jl Metro Pondok Indah.
Sesuai namanya, Street Gallery yang mengakomodasi 36 restoran+kafe kelas A plus dirancang sebagai mal dengan semua lantai diisi jajaran restoran dan kafe (food and beverage). Konsepnya menghadirkan suasana seperti makan di pinggir jalan. Mal dibangun memanjang dengan view ke Jl Metro Pondok Indah melalui bukaan kaca-kaca besar. Interiornya berbentuk oval dengan void besar di bagian tengah dan koridor luas di tiga lantainya.
“Pengunjung makan di resto berkonsep outdoor sitting area, menikmati pemandangan di sepanjang koridor atau kesibukan lalu lintas di jalan raya di luar layaknya berada di pinggir jalan,” kata Eka Dewanto, Department General Manager PT Metropolitan Kentjana Tbk, pengembang Pondok Indah.
Satu Napas
Berdiri di atas lahan 2,5 hektar dan beroperasi sejak Maret 2013, bangunan Street Gallery dirancang efektif dan simpel agar terkoneksi langsung dengan MPI. Mal dengan salable area (area yang disewakan) 8.000 m2 ini bisa diakses dari empat pintu: main gallery (pintu utama), north gallery di lantai dasar, serta South Skywalk (jembatan toko) di lantai satu dan dua. Agar tetap berkesinambungan dan selaras dengan MPI, bangunan Street Gallery didesain sederhana tanpa banyak detil arsitektur.
Konsep outdoor sitting di sepanjang koridor.
“Jadi, masih satu napas,” ujar Eka. Perancangnya masih DDG (Design Development Group), konsultan arsitektur dari Baltimore, Amerika Serikat, yang merancang MPI. Bangunan mal yang memanjang menonjolkan dominasi bentuk kotak dengan aksen melengkung di bagian ujung. Dari luar lengkungan itu memperkuat konsep food mall karena memberikan akses pandangan ke ruang luar.
Sebagian dindingnya berlapis kaca transparan penuh, sebagian lagi semi terbuka dengan ukuran setengah panel kaca. Jadi, pengunjung yang sedang makan bisa menikmati pemandangan di luar, orang di luar mal bisa melirik ke arah pengunjung. Aplikasi sky light (langit-langit beratap transparan) dengan rangka dan tiang penyangga mirip stadion di MPI juga diterapkan di sini. Siang hari koridornya terang oleh cahaya alami. Menjelang petang deretan lampu aksesori di dinding menghangatkan suasana mal.
Interiornya lapang seperti mal pada umumnya, namun simpel dan hangat demi menghadirkan atmosfer jajan atau makan di ruang terbuka di pinggir jalan. Sebuah atrium mini (area publik) disediakan di lantai dasar untuk menggelar acara tematik per periode. Kecuali lantai dasar, di lantai satu dan dua koridornya masing-masing dipisahkan oleh void tinggi. Jajaran restoran menghiasi tiap-tiap koridor dengan desain berbeda: mulai dari yang kasual sampai kontemporer.
Berjalan di sepanjang koridor sebelum memilih restoran jadi terasa mengasyikkan, karena mata disuguhi tampilan restoran yang menarik. Hampir semuanya menawarkan konsep alfresco dining yang unik. Misalnya, The Playground, restoran berkonsep area main dengan ciri khas kursi-kursi berbentuk ayunan sebagai tempat duduk pengunjung. Street Gallery berkapasitas sekitar 3.000 kursi dengan total pengunjung enam ribu orang per hari saat ini. Amalia M Roozanty
Water Park dan Heli Pad
Menurut Eka, Street Gallery melengkapi kekurangan MPI 1 dan 2. “Mal hanya buka sampai jam 22.00. Padahal, banyak orang masih pengen nongkrong di sini hingga larut malam. Habis nonton di bioskop malam hari misalnya, bisa lanjut makan di sini,” katanya. Awal tahun 2012 dimulailah pengerjaan Street Gallery yang masuk dalam kawasan bisnis terpadu Sentra Pondok Indah (50 ha) di area perumahan Pondok Indah. Nantinya selain mal yang akan berjumlah empat dan gedung perkantoran, ada juga menara apartemen.
Street Gallery buka pukul 10.00 – 00.00 WIB pada hari Minggu–Kamis dan pukul 10.00 – 02.00 hari Jumat dan Sabtu. Food mall ini juga akan dilengkapi water park (area rekreasi air) seluas 1,1 hektar dan helipad (landasan helikopter) berukuran 15 x 15 m2. Water park bisa diakses lewat dua pintu di dalam Street Gallery dan baru akan dibuka November 2013.
Salah satu wahana permainan di dalamnya adalah free flo rider yang diklaim sebagai yang pertama dan satu-satunya di Tanah Air. Wahana ini menawarkan surfing di atas air dengan gelombang-gelombang seru. Lalu, kenapa ada helipad juga? “Pasar helicopter taxi (sewa helikopter) sekarang cukup signifikan karena kemacetan lalu lintas yang kian parah. Kami bicara dengan pihak-pihak terkait untuk pelaksanaan (jasa helipad) itu,” jawab Eka.
