Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Singapura tahun ini kembali mendapat anugerah sebagai kota dengan kualitas hidup tertinggi di Asia-Pasifik. Secara global posisi Singapura berada di posisi 25. Adapun kota paling nyaman di dunia adalah Vienna, ibukota Austria. Posisi berikutnya adalah Zurich (Swiss) disusul Auckland (Selandia Baru), Munich (Jerman), dan Vancouver (Kanada). Demikian hasil Quality of Living survey yang sudah 19 kali dilakukan Olen Mercer, konsultan global yang berbasis di Inggris, atas 450 kota di seluruh dunia yang menelurkan peringkat 231 kota.
Singapura mendapat nilai tertinggi untuk peringkat infrastruktur kota mengalahkan kota-kota modern lain di Asia. Penilaian atas infrastruktur mendapat bobot tersendiri pada survei kali ini, karena dinilai punya peran penting bagi perusahaan multinasional untuk melakukan relokasi atau membuka kantor baru, termasuk menempatkan ekspatriatnya di luar negeri. Aspek dari infrastruktur ini mencakup transportasi, termasuk transportasi publik, kemacetan dan layanan penerbangan asing serta lokal. Lalu ketersediaan jaringan listrik, jaringan air minum, layanan telepon dan email.
“Jaringan infrastruktur adalah kunci keunggulan kompetitif sebuah kota, karena itu pemerintah berkepentingan terkait daya tarik kotanya bagi perusahaan-perusahaan multinasional dan investasi asing,” kata Slagin Parakatil, Principal at Mercer dan penanggung jawab survei tersebut.
Tidak saja bagi pemerintah, perusahaan multinasional juga memerlukan data-data tersebut secara akurat. Karena untuk menjadi dasar perhitungan kompensasi nilai fasilitas yang diberikan kepada para ekspatriatnya, selain juga untuk menjadi acuan untuk biaya operasional dan gambaran situasi kerja pada perusahaan di kota tersebut. Selain infrastruktur, menurut Ilya Bonic, senior partner and president of Mercer’s Career business, faktor lain yang dinilai adalah instabilitas ekonomi, kerusuhan sosial dan pergolakan politik.
Dalam daftar global, Basel, kota berpenduduk terpadat ketiga di Swiss, terhitung baru dan langsung menempati posisi kesepuluh. Sementara itu dalam daftar negara-negara Eropa, posisi relatif sama dengan survei tahun lalu, di mana berarti meski krisis ekonomi dan banyak gangguan politik, namun kualitas hidup di kota-kotanya tidak menurun. Kecuali, Brusel (Belgia) yang turun enam peringkat menjadi di posisi 27 karena isu terorisme, dan Roma (Italia) yang juga turun empat peringkat karena persoalan pengelolaan sampah. Juga Istanbul (Turki) yang turun dari posisi 122 ke 133 karena situasi politiknya. Di Eropa, kota terburuk kualitasnya adalah Tirana (Albania) yang menempati posisi 188
Hasil survei juga menunjukkan bahwa disparitas kualitas hidup kota-kota di di kawasan Asia – Pasifik begitu besar. Di kawasan ini, kota Dushabe di Tajikistan berada di posisi terendah (215). Sementara itu di Asia Tenggara, setelah Singapura, berturut-turut adalah Kuala Lumpur (96), Bangkok (131), Manila (135), baru Jakarta (143). Untuk Asia Timur, kota-kota di Jepang menempati posisi teratas, yaitu Tokyo (47) dan Osaka (60). Hong Kong ada di posisi 71, lalu Seoul (76) dan Taipei (85), mengalahkan dua kota di Tiongkok, yaitu Shanghai (102) dan Beijing (119). Kota terburuk kualitasnya di kawasan ini adalah Dhaka (Srilangka) yang berada di posisi 214.
Sumber: Mercer & Bloomberg
Lihat tampilan baru di housingestate.id