Housing-Estate.com, Jakarta – Pasar properti yang lesu berkepanjangan membuat harga residensial tidak bergerak. Survei harga properti residensial yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mencatat selama triwulan pertama 2016 kenaikannya sangat tipis. Pada triwulan pertama tahun 2016 harga residensial hanya naik 0,99 persen. Bahkan indeks harga properti residensial tahunan mengalami penurunan 4,15 persen.
Suvei yang dikutip dari laman resmi BI, Jumat (13/5), juga menyebutkan segmen rumah yang mengalami kenaikan tertinggi adalah tipe rumah kecil sebesar 1,27 persen. Wilayah Batam mencatat kenaikan harga rumah tertinggi sebesar 3,5 persen pada awal tahun ini.
Masih menurut BI penjualan properti residensial tumbuh tipis 1,5 persen. Hal ini sejalan dengan meningkatnya harga rumah walaupun masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6 persen. Perlambatan ini terjadi pada hampir semua tipe rumah kecuali rumah tipe kecil.
Perlambatan ini juga tercermin dari melambatnya penyaluran KPR dan KPA yang hanya sebesar 0,38 persen. Meskipun demikian, penggunaan KPR masih menjadi sumber pembiayaan utama bagi konsumen untuk pembelian properti residensial. Suku bunga rata-rata 9-12 persen dan developer masih menggunakan dana internal untuk pengembangan propertinya sebesar 57,2 persen.