Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Sektor properti bukan hanya primadona investasi untuk sektor riil, nyatanya di bursa sahampun sektor ini menjadi raja bursa. Menurut Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), per semester I tahun 2014, saham properti menguat sebesar 37,6 persen, tertinggi dibandingkan sektor lainnya.

Saham properti menjadi raja bursa
“Kalau dihitung tahunan secara rata-rata kenaikan saham properti mencapai 26, 7 persen, sangat tinggi dibandingkan rata-rata indeks harga saham gabungan (IHSG) yang kenaikannya hanya 6,2 persen, bahkan lebih tinggi dari sektor consumer goods yang naik 25,6 persen,” ujarnya kepada housing-estate.com di Jakarta, Sabtu (7/3).
Bagaimana untuk tahun 2015? Menurut Ali, tahun ini masih banyak isu penting terkait properti antara lain tren perlambatan yang masih dirasakan pasar (bukan pasar saham), aturan loan to value (LTV), juga mata uang dollar yang terus menguat terhadap rupiah. Untungnya, Bank Indonesia (BI) mengintervensi pasar dengan pembelian obligasi senilai Rp200 miliar untuk meredakan situasi.
“Rupiah yang terus melemah ini akan membuat khawatir para pengembang properti terkait dengan utang dollar korporasinya. Tapi sebenarnya tidak ada dampak langsung untuk sektor properti karena sektor ini unsur lokalnya sangat tinggi, jadi mestinya tidak terlalu signifikan efeknya. Pengembang juga pastinya telah melakukan hedging atas kurs rupiah, karenanya dalam jangka panjang saham properti masih menjadi incaran investor,” tandasnya.
Lihat tampilan baru di housingestate.id