Housing-Estate.com, Jakarta – Pemprov DKI Jakarta akan membangun 70 ribu unit rumah susun (rusun) sesuai rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) tahun 2018. Rusun ini dibangun dengan konsep transit oriented development (TOD), pembangunannya terintegrasi dengan pasar tradisonal, terminal, dan gelanggang olahraga (GOR).
Menurut Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Gamal Sinurat, pembangunan rusun terpadu ini akan memaksimalkan aset lahan Pemprov DKI Jakarta sehingga bisa menampung lebih banyak warga Jakarta khususnya kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang kesulitan dengan huniannya.
“Rusun terpadu ini akan dibangun di 30 lokasi, yaitu 11 pasar tradisional, 8 terminal, dan 11 GOR. Pembangunan hunian dengan konsep seperti ini untuk menyiasati kesulitan pengadaan lahan, sekarang setiap tempat yang akan dibangun rusun sedang dikaji,” ujarnya di Balaikota, pekan ini.
Pengembangan rusun terintegrasi dengan pusat-pusat kegiatan masyarakat ini juga bisa menjadi solusi kemacetan sekaligus merevitalisasi kawasan-kawasan kumuh kota. Nantinya rusun ini akan diprioritaskan untuk kalangan MBR yang tinggal di sekitar lokasi pembangunan sehingga tidak perlu tercerabut dari pusat kegiatan ekonominya yang sudah berjalan.
Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menambahkan, untuk rusun terintegrasi dengan terminal rencananya dibangun di Terminal Pulogadung dan Terminal Rawa Buaya. “Konsep TOD tentu harus didukung karena paling tepat untuk perkotaan yang sudah padat, kami berharap perencanaannya nanti bisa terintegrasi sehingga keseluruhan pengembangannya juga saling terkait bukannya menjadi proyek-proyek yang terpisah,” imbuhnya.