Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Hingga tahun 2020 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi berupa kelas usia produktif yang cukup besar. Pertumbuhan kelompok usia produktif ini akan mempengaruhi sektor perekonomian tidak terkecuali sektor perumahan dan properti pada umumnya. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, hingga empat tahun mendatang pertumbuhan kelas menengah Indonesia sekitar 1,5 juta, setara 430 ribu kepala keluarga (KK). Jumlah tersebut menjadi potensi pasar properti khususnya hunian.
Serpong Garden
“Pasar yang besar ini yang mestinya dilirik dan dimaksimalkan oleh kalangan pengembang karena pertambahannya sangat luar biasa. Jangan lagi memaksa mengembangkan proyek kelas atas yang jauh dari pasar riel,” ujarnya kepada housing-estate.com di Jakarta, Rabu (30/3).
Sesuai dengan kebutuhan kelas muda produktif, jelas Ali, segmen pasar properti yang paling besar kisaran harga Rp150 – 300 jutaan. Untuk segmen ini potensinya diperkirakan hampir 300 ribu, sementara untuk harga Rp300 – 750 juta sekitar 90 ribu, dan harga Rp750 juta-Rp1 miliar sekitar 38 ribu.
Dengan asumsi ini primadona rumah tapak (landed house) seharga Rp500 jutaan-Rp1 miliar, untuk apartemen Rp300 – 500 jutaan. Ali mengingatkan kalau mau eksis pengembang harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan fenomena ini. Ia memprediksi sejalan dengan semakin mahalnya harga tanah pembangunan apartemen akan semakin meningkat. Sebaliknya pengembangan perumahan akan semakin terdesak ke pinggiran.
“Apartemen akan menemukan momentumnya dan mulai menjadi tren lifestyle. Tapi mengembangkan apartemen lebih sulit karena batasan pasarnya lebih kompleks dan ini yang harus dicermati oleh pengembang dan konsumen,” imbuhnya.
Lihat tampilan baru di housingestate.id
