Housing-Estate.com, Jakarta – Di dunia properti isu hijau tidak hanya direspon arsitek, desainer interior, developer, dan kontraktor, tapi juga perancang aksesoris dan furnitur. Ivan Christianto (desainer produk dari ARTI Jakarta) dan Agung Pramudya Wijaya (desainer produk dari AGUNG Bandung) misalnya, menerapkan konsep reuse (penggunaan ulang barang bekas pakai) dalam rancangan produknya. Kalau Ivan banyak menggunakan kayu bekas peti kemas, botol bir, dan tabung freon, Agung dikenal sebagai spesialis produk olahan dari limbah botol kaca. “Biasanya desain itu berawal dari sketsa jadi bentuk.
Karya: Ivan Christianto (ARTI)
Wadah atau tempat penyimpanan ini bisa digunakan menyimpan pernak-pernik, alat tulis, sampai makanan kecil. Wadah dibuat dengan memanfaatkan tabung freon dan botol bekas minuman bir. Pinggirannya sudah dihaluskan sehingga tidak melukai tangan, kemudian diberi tutup dari kayu sehingga menjadi wadah yang cantik.
Tapi, kami tidak mau banyak mendesain melainkan merespon material. Materialnya apa, nanti bisa jadi bentuk apa,” kata Ivan yang produknya dipamerkan dalam Pasar Desain 2013 di Jakarta. Karena itu hasilnya bisa aksesoris, perabot, perkakas, dan lain-lain, kendati saat ini kebanyakan berupa aksesoris dan perkakas. Sementara Nidya Paramitha dari AKSEN Jakarta menawarkan gerakan recycle yang mendaur ulang barang bekas dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi dalam prosesnya. Produknya berupa meja dan kursi dari drum minyak. “Misi saya mengumpulkan benda tak terpakai hingga memiliki nilai lebih,” kata alumni Universitas Trisakti (Jakarta) ini. Proses pengubahan drum (mengupas, meratakan, menghilangkan minyak) sebelum dibuat perabot memakan waktu lumayan lama. Terakhir produk di-finishing dengan powder coating untuk mencegah karat. Meja dan kursi bisa dilipat dan dan mudah dipindah-pindahkan sehingga praktis dan hemat tempat.
Karya: Nidya Paramitha
(AKSEN) Kursi meja ini berasal dari drum-drum minyak yang tidak terpakai. Dengan teknik tertentu, drum dikupas, diratakan, dan didesain secara handmade menjadi kursi dan meja. Warna dan bentuknya sengaja dibuat “jelek” agar benar-benar terlihat material asalnya. Jika terlalu sempurna justru kurang bersaing dengan produk sejenis buatan China.

botol susu, lampu belajar, botol sampanye,
ada pula yang berbentuk lampu tidur.
Karya: Agung Pramudya Wijaya (AGUNG)
Lampu-lampu meja unik ini dibuat dari limbah botol
kaca. Diolah dan dipadukan sedemikian rupa
menjadi lampu meja beragam gaya. Ada yang bergaya
Sumber: Majalah HousingEstate