Housing-Estate.com, Jakarta – Pembangunan perumahan yang cukup semarak di sekitar stasiun perlu diantisipasi pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Perluasan dan pembangunan, termasuk modernisasi stasiun diperlukan agar lebih nyaman dan menampung lebih banyak penumpang yang menjadikan kereta sebagai alat mobilitas. Salah satu jalur kereta paling padat perumahannya adalah Bogor – Jakarta. Di jalur ini jadi sentra pengembangan perumahan menengah dan menengah bawah terutama di sekitar Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Citayam.

Stasiun Cilebut
Karena itu dua tahun lalu muncul wacana pembangunan stoplet (stasiun kecil) di Sukaresmi. Lokasinya di antara Cilebut dan Kota Bogor. Tujuan pembangunan stoples ini untuk memecah kepadatan di Stasiun Cilebut dan Bogor. Tapi rencana pembangunan stasiun ini terancam batal karena hingga saat ini belum ada respon dari pihak KAI.
Menurut Wakil Walikota Bogor Usmar Hariman, pembangunan Stoplet Sukaresmi seharusnya sudah bisa dilakukan sejak tahun lalu karena pihak Pemkot Bogor sudah menyediakan lahan. “Kalau kemarin itu (pembangunannya) berjalan harusnya stasiun ini sudah jadi. Tapi karena hingga saat ini statusnya tidak jelas, tahun 2016 ini pembangunan Stasiun Sukaresmi tidak diusulkan lagi. Padahal kami sudah menyiapkan lahan seluas 1,8 ha untuk stoplet dan akses jalan,” ujarnya di Bogor, Selasa (12/1).
Dalam perjanjiannya, pembangunan stoplet ini harus dilakukan kerja sama dua pihak antara Pemkot Bogor dan KAI. Usmar menyebutkan, KAI hanya mengandalkan lahan Pemkot tersebut dan tidak menyediakan lahan tambahannya untuk men-support pembangunan stoplet ini.
“Jadi dipastikan tahun 2016 tidak ada lagi anggaran untuk pembangunan stoplet. Padahal kalau di Sukaresmi ini ada stoplet bisa mengurai kemacetan Kota Bogor dan penumpukan penumpang di Stasiun Bogor. Kami tidak tahu lagi proses mengenai proyek ini karena semua kebijakan maupun pembangunan wewenangnya KAI,” imbuhnya.