Housing-Estate.com, Jakarta – Prokontra terkait rencana akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Bank Mandiri terus bergulir. Asosiasi pengembang seperti Real Estat Indonesia (REI) termasuk yang menolak rencana pengambilalihan itu. REI menilai BTN satu-satunya bank fokus bisnisnya di bidang perumahan khususnya rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ketua Umum REI Eddy Hussy
Menurut Ketua Umum REI, Eddy Hussy, BTN memiliki sejarah panjang dan sudah terbukti perannya dalam memberikan pembiayaan untuk perumahan. “Ketika krisis BTN tetap menyalurkan kredit sehingga bank ini terbukti tahan banting karena agunannya tidak susut, berbeda dengan bank lain yang fokus pembiayaannya berbeda,” ujar Eddy dalam siaran pers yang diterima housing-estate.com di Jakarta, Selasa (22/4).
REI akan mendukung pemerintah yang berkeinginan menguatkan dan membesarkan BTN. Tapi caranya bukan dengan akuisisi melainkan melalui pemupukan dana tabungan perumahan yang kemudian dikelola BTN. Selain itu BTN sudah memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia yang paham karakter bisnis yang dijalankan pengembang kecil di daerah.
REI menyarankan pada pemerintah untuk fokus terlebih dulu pada RUU Tabungan Perumahan yang sedang digodok di DPR. Undang-undang ini kalau sudah ada dan operasional akan sangat membantu pembiayaan perumahan. “Kalau ini dikelola BTN pasti jadi semakin kuat,” tandasnya.
Langkah akuisi terhadap BTN dinilai REI merupakan langkah mundur dalam penyediaan kredit pemilikan rumah (KPR). Indonesia, menurut Eddy, justru membutuhkan banyak bank yang fokus pada penyaluran KPR. Pemerintah sendiri seperti dijelaskan Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak punya niatan untuk melebur atau menggabung BTN dengan Mandiri. BTN tetap dipertahankan sebagai entitas bisnis tersendiri. “Langkah ini justru untuk memperkuat BTN dalam menyalurkan kredit ke sektor perumahan,” ujar Dahlan.
Tapi menurut Eddy, kalau sudah terjadi akuisisi tidak ada jaminan dari bank yang mengambilalih BTN meneruskan misi pembiayaan perumahan. Berdasarkan pengalaman beberapa bank yang diakuisisi perannya berangsur hilang karena mengikuti kebijakan induk perusahaannya. Yudis
