Housing-Estate.com, Jakarta – Kondisi sektor properti yang lemah berkepanjangan harus direspon pengembang secara realistis. Mereka tidak bisa lagi bertahan dengan menawarkan properti menengah atas yang harganya tinggi. Yang masih menjanjikan adalah segmen menengah dan menengah ke bawah yang harganya terjangkau (affordable).
“Kata kuncinya affordability, tahun 2011-2012 memasarkan produk di atas Rp5 miliar tidak sulit. Kemudian banyak pengembang menggarap segmen itu dan industri properti malah melemah. Makanya kalau mau berkembang harus menyasar segmen yang lebih sustain (terjangkau),” ujar Corporate Marketing Deputy & GM PT Intiland Development Tbk, Andrew Rahardja Kang, pada diskusi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Selain harganya terjangkau produk yang diminati konsumen di tahun 2017 adalah yang dikembangkan dengan konsep, selain lokasi dan fasilitasnya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal itu akan makin baik apabila pihak terkait seperti perbankan bisa mengeluarkan produk dan layanan baik dan menarik. Permintaan produk premium tetap ada tapi terbatas.
Andrew menjelaskan Intiland masih akan konsentrasi mengembangkan beberapa proyek yang sudah berjalan, antara lain apartemen Regatta di Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Graha Natura, Surabaya.
“Kami tengah menyiapkan proyek baru seluas 100 ha yang sedang dimatangkan konsepnya. Untuk segmen premium kami optimistis akan lebih baik karena konsumen sudah mulai banyak yang menanyakan,” imbuhnya.