Housing-Estate.com, Jakarta – Melemahnya perekonomian dan situasi pasar properti yang tidak kunjung membaik memperburuk  performa sektor ini. Hampir seluruh pengembang mengakui kesulitan dan tidak dapat lagi mengandalkan dana dari konsumen untuk pengembangan proyeknya. Berdasar data Bank Indonesia (BI) yang diterima housing-estate.com, Kamis (19/1), sepanjang kuartal ketiga 2016 sebanyak 56,2 persen pengembang menggunakan dana internal sebagai sumber utama pembiayaan proyeknya.

Karena itu kalangan pengembang harus ekstra cermat dan kreatif dalam mengelola dana. Keunggulan proyek tidak bisa lagi hanya mengandalkan pada lokasi dan fasilitas tapi konsep pengembangan dan produk yang diluncurkan harus sesuai dengan kebutuhan pasar. Â Selain itu pengembang juga harus lebih efisien dan kreatif mengeluarkan produk propertinya. Dalam situasi seperti ini yang diuntungkan konsumen karena akan mendapatkan harga kompetitif.
BI juga menyebutkaan kalangan pengembang menerapkan berbagai strategi untuk bertahan. Misalnya sebanyak 48,79 persen pengembang menggunakan laba ditahan, 38,4 persen modal disetor, skema joint venture 3,35 persen, dan strategi lainnya 9,46 persen. Pengembang juga berupaya memanfaatkan dana tersebut untuk mencetak laba dalam waktu relatif singkat.