Housing-Estate.com, Jakarta – Penerimaan pajak tahun 2015 mencatat hasil cukup menggembirakan. Hingga 25 Desember 2015 penerimaan pajak mencapai Rp1.000 triliun. Menurut Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, angka sebesar ini yang tertinggi dalam sejarah penerimaan pajak Indonesia bahkan telah melampaui penerimaan pajak tahun 2014 yang sebesar Rp982 triliun.
“Sampai tanggal 31 Desember 2015 kami berharap penerimaan pajak masih bisa ditambah Rp98 triliun lagi. Kami akan melakukan upaya revaluasi aset perusahaan BUMN, perbankan, dan perusahaan properti selain akan mengintensifkan untuk 50 wajib pajak (WP) besar,” ujar Bambang di Jakarta, akhir pekan lalu.
Properti menjadi salah satu dari empat sektor, seperti sektor migas yang akan digenjot pajaknya untuk mencapai target penerimaan pajak tahun 2015. Bambang optimis karena penerimaan pajak bulan Desember ini melampaui bulan November, yaitu Rp120 triliun dari sebelumnya Rp104 triliun. Apabila angka Rp1.098 triliun dapat dicapai berarti target penerimaan pajak tahun 2015 tercapai 85 persen.
Pengamat Perpajakan dan Keuangan Negara Universitas Pelita Harapan (UPH) Rony Bako, meyakini pemerintah dapat mencapai target 85 persen penerimaan pajak. Optimisme itu berkaca pada tren penerimaan pajak yang terjadi selama ini. Menurutnya, target 85 persen merupakan target minimal dari target pajak sebesar Rp1.294 triliun.
“Yang sangat potensial untuk ditarik pajaknya dengan nilai cukup besar adalah Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Pertamina. Di penghujung tahun ini juga Ditjen Pajak bisa mengolek pajak untuk periode tahun 2016, jadi kewajiban pajak tahun depan ditarik hari ini. Yang penting untuk mengamankan penerimaan pajak tahun ini sehingga kekurangannya tidak terlalu besar,” imbuhnya.
