Housing-Estate.com, Jakarta – Situasi pasar properti yang belum beranjak baik membuat kinerja pengembang jeblok. Situasi ini memukul hamper seluruh pengembang tidak terkecuali pengembang besar yang mengembangkan proyek skala kota untuk kalangan menengah atas. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSD) misalnya, sepanjang tahun 2016 membukukan marketing sales pra penjualan sebesar Rp6,3 triliun, turun 7,3 persen dibandingkan penjualan tahun 2015 sebesar Rp6,8 triliun. Jumlah ini tidak sampai 92 persen dari target yang ditetapkan perusahaan sebesar Rp6,86 triliun.
āNamun begitu kami tetap optimistis karena kendati menurun tapi porsi penjualan residensial meningkat 15 persen dari 2.287 unit pada tahun 2015 lalu dan ini berkontribusi sebesar 58 persen dari total pendapatan atau senilai Rp3,6 triliun,ā ujarnya dalam publikasi yang diterbitkan Senin (30/1).
Peningkatan penjualan residensial ini dinilai sebagai indikasi mulai pulihnya kondisi bisnis properti. Indikator perekonomian juga membaik diikuti dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Sektor residensial mayoritas dari kontribusi produk strata title, bukan rumah tapak (landed house), sebesar Rp390 miliar. Penjualan ruko memberi kontribusi Rp985 miliar, dan penjualan lahan meningkat dari Rp608 miliar menjadi Rp1,25 triliun. Kontribusi penjualan lahan disumbang dari joint venture BSD dengan pengembang Jepang Mitsubishi Corporation untuk menggarap lahan seluas 19 ha.
āUntuk kontribusi proyek BSD City porsinya paling besar 73 persen, Nava Park BSD City 7 persen, Grand Wisata 5 persen, masing-masing 4 persen dari Kota Wisata dan Taman Banjar Wijaya, dan sisanya 7 persen dari Legenda Wisata, Grand City Balikpapan, Taman Permata Buana, Element Rasuna, dan lainnya,ā imbuhnya.