Housing-Estate.com, Jakarta – Pemerintah Kota Tangerang mulai menerapkan system ‘Controlled landfill’ atau ‘Sanitary landfill’ dalam pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah di Tangerang, Rabu, penerapan Controlled landfill atau Sanitary landfill ini berdasarkan amanat UU No 18/2008 di bidang pengelolaan sampah.
Berdasarkan undang-undang tersebut, terminologi TPA diubah dari Tempat Pembuangan Akhir menjadi Tempat Pemrosesan Akhir.
Tempat terakhir sampah dalam tahap pengelolaannya sejak di sumber, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan penimbunan (pembuangan).
Data Kementerian PU, kurang lebih 99 persen TPA di Indonesia masih menggunakan ‘open dumping’. Lalu baru 70 persen yang didesain secara controlled landfill atau sanitary landfill dari 492 TPA di seluruh Kota/Kabupaten di Indonesia.
“Kota Tangerang jadi salah satu kota yang sudah mulai menerapkan system Controlled landfill atau Sanitary landfill,” ujarnya.
Ia mengatakan di TPA Rawa Kucing, sampah diuraikan secara alamiah dalam waktu tertentu, bergantung pada jenisnya.
Hal ini memberikan gambaran, setelah TPA habis masa gunanya, ada proses yang terus berlangsung dan menghasilkan zat yang tidak dapat mengganggu lingkungan.
“Oleh karenanya, dengan system Controlled andfill atau Sanitary landfill, nantinya gas metan atau zat lain yang dihasilkan oleh penguraian sampah bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain,” ujarnya.
Wali kota menuturkan mengolah dan mengelola sampah bukanlah sesuatu hal yang mudah dan diperlukan komitmen kuat untuk menanganinya.
Tak hanya itu, sampah pada dasarnya jika dikelola dengan dapat menghasilkan sesuatu hal yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
“Seperti gas metan yang dapat menghasilkan energi panas dan listrik,” katanya.
Ia menjelaskan dengan komitmen kuat, didukung dengan kreativitas dan inovasi dalam menanganinya, sampah dapat memberikan manfaat buat kehidupan. “Kuncinya komitmen untuk manfaat semuanya,” katanya. Ant.
