Housing-Estate.com, Jakarta – Pemerintah menambah lagi program bantuan untuk sektor perumahan sehingga semakin memperluas kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) mengakses perumahan. Setelah program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang membuat bunga KPR tetap sebesar 5 persen, pemerintah meluncurkan Bantuan Uang Muka (BUM) dan Subsidi Selisih Angsuran (SSA).
Ilustrasi
Menurut Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Maurin Sitorus, BUM yang diberikan sebesar Rp4 juta per nasabah ini khusus untuk kalangan MBR yang memiliki surat penegasan persetujuan penyediaan kredit (SP3K) KPR bersubsidi dan memiliki keterbatasan dalam melunasi uang muka yang dibuktikan dengan surat pengakuan kekurangan bayar dari MBR kepada pengembang.
“Dengan tambahan BUM ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat kalangan MBR mendapatkan hak bermukimnya. Untuk anggaran BUM ini dialokasikan dari kompensasi penurunan subsidi BBM yang dilakukan pada tahun 2015. Total anggarannya Rp220 miliar bagi 55 ribu MBR yang bisa digunakan hingga akhir tahun 2015 ini,” ujarnya saat bicara di sosialisasi BUM dan SSA untuk kalangan media di Jakarta, Senin (9/11).
BUM ini akan dikelola oleh Satuan Kerja (Satker) di Dirjen Pembiayaan Perumahan Kemenpupera yang akan disalurkan langsung kepada bank penyalur BUM. Sementara untuk program SSA sumber dananya akan memanfaatkan dana operasional Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan dengan anggaran sebesar Rp57,51 miliar untuk membiayai hingga 42.500 unit rumah.
“Untuk program SSA ini untuk memastikan angsuran yang dibayar kalangan MBR bisa tetap selama tenornya, jadi peningkatan dari program subsidi selisih bunga (SSB). Program ini akan dicairkan kalau anggaran FLPP dan SSB sudah habis. Jadi anggaran untuk SSB dan SSA mencapai Rp2,039 triliun untuk memfasilitasi 386.644 unit rumah,” imbuhnya.
