Housing-Estate.com, Jakarta – Hingga lima tahun ke depan pemerintah berencana pembangunan sejumlah proyek infrastruktur strategis. Proyek tersebut diperkirakan menyerap anggaran Rp5.425 triliun. Jika terwujud pembangunan proyek infrastruktur ini akan menjadi yang terbesar di ASEAN. Karena itu para pelaku industri konstruksi di Indonesia perlu menyiapkan diri agar dapat menangkap peluang besar ini.

Ilustrasi: Normalisasi waduk ria rio
Menurut Yosid Toyib, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), rencana besar itu memerlukan teknologi agar pelaksanaannya berjalan lebih cepat. “Harus dibangun semangat Indonesia Incorporated, sebuah kepentingan bersama antarpemangku kepentingan dalam rangka memenangkan persaingan pasar ASEAN dan global,” ujarnya di acara seminar mengenai teknologi pembangunan infrastruktur di Jakarta, Selasa (12/5).
Kemenpupera menargetkan hingga tahun 2019 dapat membangun tiga infrastruktur prioritas. Tiga prioritas tersebut adalah konektivitas jalan, sumber daya air, serta perumahan dan permukiman. “Ketiga infrastruktur prioritas ini sudah tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015,” imbuhnya.
Untuk RPJM 2015 pemerintah mengalokasikan anggaran untuk kemenpupera sebesar Rp118 triliun. Hal ini, lanjut Yasid, menunjukan komitmen yang tinggi dari pemerintah untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur. Ini dibutuhkan untuk menunjang sektor-sektor lainnya, seperti pembangunan perumahan dan ketahanan pangan.