Housing-Estate.com, Jakarta – Kawasan Surabaya barat masih menjadi pusat pertumbuhan properti paling kinclong di Ibukota Propinsi Jawa Timur. Perumahan menengah atas, apartemen, mal, dan fasilitas komersial terus dibangun tanpa jeda. Setahun terakhir pengembangan fasilitas komersial semakin variatif dan inovatif akibat pasar hunian menengah atas yang semakin melemah.
Citraland Surabaya, misalnya, menawarkan Kozko, yaitu ruko yang dirancang menjadi kos-kosan. Ghara Natura (80 ha) di Jl Raya Lontar, tidak jauh dari Citraland melansir SOHO (small office home office). “Bangunannya tiga lantai, lantai satu untuk usaha atau toko, dua lantai di atas untuk hunian,” ujar Reni Mariska, Planning Manager Graha Natura, kepada housing-estate.com di Surabaya, Kamis (7/5).

Kozko CitraLand Surabaya
SOHO Natura dibangun sebanyak 27 unit di kawasan komersial Graha Natura. Bangunannya memiliki dua muka, depan menghadap bulevar, belakang menghadap ke cluster hunian blok B. Menuju lantai dua disiapkan tangga sendiri di belakang terpisah dari lantai toko. “Lantai bawah bisa untuk praktek dokter atau usaha jasa konsultan,” imbuhnya.
Luas bangunannya 146 – 148 meter persegi. Dimensi bangunannya 5,4 x 15 dan 5,4 x 18. PT Intiland Development, pengembangnya menyediakan dua pandua desain, yaitu tanpa sekat dan sekat kamar. Menurut Reni, ini untuk memudahkan konsumen apabila ingin menjadikan SOHO tersebut murni untuk usaha, atau tetap dijadikan hunian sekaligus tempat usaha. Harganya dibandrol mulai Rp3 miliaran per unit. Reni mengakui peluncuran SOHO ini untuk menambal penjualan rumah yang sedang melemah.
Sementara Kozko yang dibangun dekat kampus Universitas Ciputra (UC) bangunannya empat lantai. Mirip SOHO Natura, lantai satu dimanfaatkan untuk toko, lantai 2 – 4 dijadikan kamar kos-kosan. Konsep bangunannya split level sehingga setiap lantai ada koridor. “Kita menyediakan lift bersama yang berhenti di setiap lantai,” ujar Sutoto Yacobus, Direktur Citraland Surabaya.
Sutoto mengatakan, prospek Kozko sebanyak 22 unit ini cukup menjanjikan mengingat lokasinya dekat dekat kampus UC yang memiliki 3.500 mahasiswa da nada penambahan 500 mahasiswa baru setiap tahun.
Luas bangunannya 509 dan 530 meter persegi, tanah 97 meter persegi. Harga tunai tipr 509/97 Rp7,2 miliar, sedangkan cicilan developer (36x) Rp8,2 miliar. “Cara bayarnya fleksibel, depe bisa diangsur 12 – 24 kali, sidanya bisa angsuran ke developer atau KPR,” tambah Sutoto.