Housing-Estate.com, Jakarta – Bank yang menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) belakangan semakin banyak. Tidak hanya bank-bank besar yang beraset ratusan triliun rupiah, bank-bank beraset puluhan triliun rupiah pun tidak mau ketinggalan. Salah satunya MNC Bank, bank baru milik konglomerat Hary Tanoesoedibyo hasil akuisisi dari Bank ICB Bumiputera.
Untuk mempercepat ekspansinya di bisnis KPR, bank beraset Rp10 triliun ini, menggandeng perusahaan broker Era Indonesia yang memiliki jaringan luas di berbagai kota di tanah air.

Penandatanganan kerja sama MNC Bank-Era Indonesia di Jakarta
“Kami optimis bisnis properti di tahun 2015 akan sangat baik. Hal ini terlihat dari pencairan kredit pemilikan properti (KPP) di MNC Bank pada kuartal pertama 2015 naik tiga kali lipat dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Kami menargetkan KPP tahun ini naik 90 persen,” ujar Benny Purnomo, Presiden Direktur MNC Bank, kepada housing-estate.com, usai penandatanganan kerja sama MNC Bank-Era Indonesia di Jakarta, Kamis (9/4).
Kerja sama MNC Bank dengan Era Indonesia ini menyepakati untuk saling mendukung dalam memberikan layanan bagi konsumen properti. MNC Bank akan memberikan kredit untuk berbagai jenis properti baik rumah, apartemen, ruko, dan properti lain. Sasaran konsumennya adalah entrepreneur dan professional muda sehingga tenor kredit yang diberikan bisa mencapai 25 tahun dengan suku bunga yang kompetitif.
Presiden Direktur Era Indonesia Darmadi Darmawangsa menambahkan, dengan adanya jalinan kerja sama dengan MNC Bank ini pihaknya dapat menawarkan pilihan kredit yang lebih beragam kepada kliennya.
Adapun kinerja MNC Bank, di tri wulan pertama 2015 membukukan laba bersih Rp2,1 miliar, jauh lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencatat kerugian Rp14,6 miliar. Bank juga membukukan laba komprehensif Rp64 miliar, meningkat tajam dibandingkan periode sama tahun lalu yang rugi Rp2,7 miliar.
Total aset MNC Bank saat ini mencapai Rp10 triliun, meningkat sebesar 26 persen dari periode sama sebelumnya yang Rp7,9 triliun. Dana pihak ketiga juga naik 26 persen menjadi Rp8,2 triliun di triwulan pertama 2015 dari periode sama sebelumnya Rp6,5 triliun. Kemudian rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) naik menjadi 16,21 persen dari periode sama sebelumnya yang baru 12,47 persen.