Housing-Estate.com, Jakarta – Sejak merdeka 70 tahun silam hingga sekarang masalah perumahan masih jauh dari kata selesai. Masih sangat banyak keluarga yang belum memiliki rumah. Mereka tinggal di tempat tidak layak, kesulitan mendapatkan rumah dengan harga terjangkau, dan tidak dapat akses ke pembiyaan perumahan.

Enggartiasto Lukita
Menurut Ketua Kehormatan Real Estat Indonesia (REI) Enggartiasto Lukito, salah satu sebabnya adalah karena kebijakan perumahan tidak pernah komprehensif. Ia menilai defisit (backlog) rumah yang kian besar bersumber dari hal ini. Untuk menjawab masalah ini pemerintah harus lebih fokus, terukur, dan menyentuh persoalan mendasar khususnya regulasi di bidang perumahan.
“Kita ambil contoh dari sisi pembiayaan, uang Bapertarum sebegitu besar ditaruh di rekening Kementerian Keuangan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera). Mending ditaruh di Bank BTN karena dia bank yang fokus pembiayaan rumah rakyat. Ini malah ditaruh di bank umum,” ujarnya di Jakarta, Jumat (31/7).
Ia juga menyayangkan rencana pemerintah yang akan memperkuat Bank Mandiri dengan penyertaan modal negara (PMN) agar tidak kalah dengan bank lain di kawasan regional. Menurut Enggar, seharusnya yang perlu mendapat suntikan modal Bank BTN sehingga bisa membiayai perumahan lebih banyak.
“Ini (bukti) pemerintah tidak fokus, padahal kalau mau diupayakan sumber-sumber pendanaan yang bisa didapat cukup banyak. Selain Bapertarum ada BPJS Ketanagakerjaan, atau Bank BTN diperkuat dengan aneka kemudahan untuk masyarakat bawah,” ujarnya.