Housing-Estate.com, Jakarta – Karena melemahnya perekonomian satu tahun terakhir bisnis perhotelan mengalami penurunan. Beberapa bulan terakhir terpukul lebih telak akibat larangan instansi pemerintah mengadakan kegiatan di hotel. Kendati aturan ini sudah direvisi namun kelesuan industri perhotelan sudah terjadi dan membutuhkan waktu lama kembali pulih.
Ilustrasi
“Efeknya sudah terlanjur terjadi dan butuh waktu untuk kembali ke kondisi normal. Orang yang bikin acara di hotel itu umumnya bukan sekadar makan siang, tapi event yang membutuhkan perencanaan 2-3 bulan sebelumnya apalagi untuk event-event besar,” ujar Raymond Arfandi, Wakil Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Bidang Perhotelan, Resort, dan Pusat Rekreasi, kepada housing-estate.com di Jakarta, Rabu (20/5).
Raymond menyesalkan keluarnya kebijakan yang tidak pro bisnis itu. Menurutnya, bila ada salah satu sektor yang tertekan pasti akan berimbas juga ke sektor lain. Karena itu kelesuan industri perhotelan jangan dianggap masalah sepele karena efeknya juga cukup besar.
“Berapa banyak pegawai hotel, kalau pendapatannya baik tentu dia berpikir untuk mencicil rumah ataupun kendaraan. Sekarang pendapatannya berkurang dan habis untuk transport sama makan sehari-hari, nggak kepikiran lagi untuk beli rumah. Secara umum penurunan karena pelarangan itu mencapai 30-40 persen, jadi ini bukan hal sepele,” tandasnya.
