Housing-Estate.com, Jakarta – Jumlah tamu domestik maupun wisatawan mancanegara yang menginap di hotel kelas bintang di Provinsi Nusa Tenggara Timur merorot dari 10.315 orang pada Desember 2013 menjadi 6.167 orang pada Januari 2014.
Khusus tamu nusantara yang menginap mengalami penurunan dari 9.291 orang pada Desember 2013 menjadi 5.314 orang pada Januari 2014, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) Anggoro Dwitjahyono di Kupang, Jumat.
Sedangkan untuk tamu kalangan wisatawan mancanegara jumlahnya menurun dari 1.024 orang pada Desember 2013 menjadi 853 orang pada Januari 2014, ujarnya.
Menurut Anggoro, salah satu faktor pemicu penurunan jumlah tamu yang menginap di hotel kelas bintang saat itu karena cuaca yang kurang bersahabat berupa hujan dan angin kencang, sehingga membuat tamu mancanegara dan nusantara enggan bepergian ke NTT.
Ia menyebutkan, berdasarkan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejumlah kabupaten di NTT saat itu diminta untuk mewaspadai dampak hujan. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Alor, Ende, Sikka, Manggarai, Sumba Barat, Rote Ndao, Manggarai Barat, Nagekeo, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya serta Sabu Raijua.
“Warga, terutama di ibu kota dari kabupaten-kabupaten tersebut seperti Kalabahi, Maumere, Ende, Ruteng, Waikabukak, Baa, Labuhan Bajo, Mbay, Waibakul, Tambolaka dan Sabu, memang perlu waspadai benar apabila hendak ke luar kota,” katanya.
“Pada bulan Januari 2014 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel kelas bintang di NTT hanya sebesar 30,56 persen,” katanya.
Hal ini berarti dari seluruh kamar hotel kelas bintang yang tersedia di NTT pada bulan Januari 2014 rata-rata terisi sebanyak 30,56 persen. Angka TPK bulan Januari 2014 turun 10,34 poin dari TPK bulan Desember 2013 yang sebesar 40,90 persen.
“Rata-rata lama tamu menginap di hotel kelas bintang pada bulan Januari 2014 selama 2,37 hari. Sementara rata-rata lama tamu nusantara menginap 2,35 hari dan rata-rata lama tamu mancanegara menginap 2,53 hari,” katanya.
Menurut Anggoro, harga kamar memang tergantung periode musim sepi kunjungan wisatawan (low season) atau musim ramai kunjungan (hight season), tetapi tidak lebih mahal dari batas tertinggi yang disepakati.
Hal ini (penurunan) jumlah tamu yang menginap di seluruh hotel kelas bintang di NTT juga terjadi pada Desember 2013 sebanyak 10.315 orang, dengan rincian 9.291 orang tamu nusantara dan 1.024 orang tamu mancanegara.
“Total jumlah tamu yang menginap itu turun dari 13.261 orang pada bulan Nopember 2013 menjadi hanya 10.315 orang pada bulan Desember 2013,” katanya.
Penurunan tersebut juga terjadi pada jumlah tamu nusantara yang menginap di berbagai hotel kelas bintang yang ada di NTT yang menurun dari 11.944 orang pada bulan Nopember 2013 menjadi 9.291 orang pada bulan Desember 2013.
Demikian pula, katanya, jumlah tamu mancanegara juga mengalami penurunan dari 1.317 orang pada bulan Nopember 2013 menjadi 1.024 orang pada bulan Desember 2013.
Penurunan tersebut berdampak langusng pada jumlah penumpang angkutan udara yang datang di NTT pada bulan Januari 2014 sebanyak 68.486 orang, sedangkan penumpang yang berangkat mencapai 75.011 orang.
“Pada bulan Januari 2014, empat bandara sipil dengan jumlah penumpang datang dan berangkat terbanyak adalah Bandara Eltari Kupang (61,49 persen), Komodo (9,80 persen), H. Aroeboesman (8,55 persen), dan Tambolaka (6,63 persen). Antara