Housing-Estate.com, Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Basuki Hadimuljono memastikan proyek jalan tol akses Tanjung Priok telah selesai. Proyek sepanjang 11,4 km ini terkoneksi langsung dengan Pelabuhan Tanjung Priok sehingga akan mengurangi kemacetan di jalan arteri pelabuhan.
“Ruas tol ini siap dilewati truk-truk bertonasi besar hingga beban 45 ton. Kita bersyukur dengan selesainya proyek ini karena membangun jalan tol di tengah kota Jakarta sangat sulit terkait dengan pembebasan lahan. Sekarang jalan tol ini tinggal menunggu diresmikan Presiden Joko Widodo,” ujar Basuki saat bersepeda santai di ruas tol ini, akhir pekan lalu.
Pembangunan jalan tol akses Pelabuhan Tanjung Priok telah dimulai tahun 2008 namun pengerjaan konstruksinya baru bisa dimulai tahun 2009. Proses pekerjaannya cukup berbelit karena pembebasan lahannya molor dan adanya pembongkaran 69 tiang beton yang tidak memenuhi kualitas mutu pekerjaan.
Proyek ini dibangun dengan pola kerja sama operasi (KSO) antara kontraktor Indonesia dan Jepang yaitu SMCC, Hutama Karya, Kajima, Waskita Karya, Obayashi, Jaya Konstuksi, Tobishima, dan Wijaya Karya. Ruas tol ini akan tersambung dengan jalan tol lingkar luar Jakarta (JORR) dan jalan tol dalam kota sehingga bisa terhubung langsung ke Cawang dan Pluit. Sebelum diresmikan Presiden pengelolanya akan segera ditunjuk.
Ada 5 seksi jalan tol ini yaitu seksi E-1 Rorotan-Cilincing (3,4 km), E-2 Cilincing-Jampea (2,74 km), E-2A Cilincing-Simpang Jampea (1,92 km), NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea (2,24 km), dan NS Direct Ramp (1,1 km). Untuk Seksi E-1 Rorotan-Cilincing sudah dioperasikan sejak tahun 2011 lalu.
“Ini salah satu proyek jalan tol yang diprioritaskan pemerintah dengan biaya pembangunan Rp5 triliun dengan rincian Rp4 triliun untuk pekerjaan konstruksi dan Rp1 triliun untuk pembebasan lahan. Dengan akses tol ini jalan arteri dan jalan tol dalam kota Jakarta akan berkurang kepadatannya,” pungkas Basuki.