Housing-Estate.com, Jakarta – Jakarta Timur menyimpan prospek menjanjikan. Pembangunan infrastruktur yang cukup masif dan beragam fasilitas akan mengubah kawasan ini menjadi tempat menarik untuk tempat tinggal, bisnis, dan investasi. Beroperasinya akses tol Cilincing-Tanjung Priok membuat koridor timur Jakarta, khususnya kawasan Cakung, semakin prospektif dengan akses yang semakin mudah dan terbuka. Akses tol ini mengintegrasikan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dengan jalan tol dalam kota. Karena itu kawasan Cakung dan sekitarnya semakin mudah dicapai dari Cawang (Jakarta Timur), Pluit (Jakarta Utara), Pelabuhan, dan Bandara Soekarno Hatta.

Cakung menjadi lebih prospektif karena di kawasan ini terdapat pengembangan properti skala besar, Jakarta Garden City (JGC/370 ha) yang mengintegrasikan hunian dengan lifestyle dan fasilitas komersial. Lokasi proyek PT Mitra Sindo Sukses (Grup Modernland Realty Tbk) ini hanya beberapa ratus meter dari gerbang tol Cakung Timur di Jl Raya Cakung-Cilincing. Pengembangnya sudah mengembangkan ribuan rumah beserta fasilitas pendukungnya.
Prospektif
Sami Miettinen, Direktur Utama PT Mitra Sindo Sukses, mengatakan, untuk mendukung kenyamanan penghuni dan mempercepat pengembangan kawasan pihaknya akan terus menambah fasilitas di JGC. Kini yang disiapkan The Savoy, produk property inovatif berupa hunian dengan konsep 2 in 1. Lantai 1 dirancang untuk tempat usaha dan lantai 2 untuk hunian. “Kami sudah mengenalkan produk ini kepada para agen properti pada Maret 2017 dan responnya sangat bagus. Peluncuran resmi akan dilakukan pada 6-7 Mei 2017 di Sales Gallery JGC,” ujar Sami.
Prospek sangat bagus mengingat The Savoy yang terletak di kawasan River Garden dikelilingi sejumlah klaster hunian yang di dalamnya terdapat tidak kurang dari 3.000 rumah. Penghuninya masyarakat urban kelas menengah ke atas yang punya daya beli tinggi. Sementara hunian 2 in 1 yang ditawarkan jumlahnya tidak banyak, hanya 110 unit. Karena itu Sami menyebut produk yang ditawarkan sangat menarik untuk investasi dan tempat membuka beragam jenis usaha. Misalnya untuk usaha mini market, katering, warnet atau game center, salon, laundry, klinik-apotik, dan lainnya.
GM Sales &Marekting JGC Hyronimus Yohanes menyebutkan, The Savoy tersedia dalam tipe 95/102, 110/119, 125/136, dan ukuran non standar mulai seharga Rp1,9 miliar. Lebarnya 6, 7, 8, dan tipe hoek 10 meter. “Kami sangat optimistis produk ini akan terserap dengan baik, saat ini sudah terjual hampir 70 persen, padahal launching resminya baru akan dilakukan pada 6-7 Mei ini,” imbuhnya.
Potensi investasi
Pengembangnya menawarkan cara pembayaran cukup fleksibel dan menarik, yaitu harga perdana dengan cicilan bertahap (installment) hingga 2 tahun. Selain itu tersedia hadiah berupa logam mulia mulai 10 gram sapai 100 gram yang totalnya hingga 3,75 kg. Hyronimus menyebutkan, JGC merupakan kawasan pengembangan paling prospektif di Jakarta khususnya Jakarta Timur. Selain aksesnya semakin mudah dengan tersambungnya akses tol Cilincing-Tanjung Priok, fasilitas di JGC juga terus bertambah. AEON Mall rencananya akan buka September 2017. Tahun depan IKEA rencananya juga akan memulai pembangunan gerai di seberang mal. Ini menambah fasilitas yang sudah lebih dulu ada antara lain club house yang di dalamnya dilengkapi gym, kolam renang berukuran olympic, lapangan basket, tenis, function room, arena bermain anak, kolam renang anak, dan Eco Park seluas 1,2 ha. Selain itu Sekolah Global Mandiri (TK-SMA), Pasar Modern, Food Garden, dan akan menyusul RS Mayapada.
JGC juga menyimpan potensi investasi menjanjikan karena harganya sangat kompetitif dibanding properti lain yang ditawarkan di Jakarta. Contohnya Kelapa Gading, Jakarta Utara, sekarang harga tanahnya sudah mencapai Rp25 juta/m2, sementara di JGC baru sekitar Rp13 juta/m2. Jadi, ruang kenaikan harganya sangat lebar. Padahal jarak JGC dengan Kelapa Gading hanya 4,5 km melalui Jl Tipar Cakung yang kini sudah dilebarkan. Tidak seperti kawasan Kelapa Gading yang sudah matang, JGC yang sedang berkembang akan membuat harganya terus bergerak naik. “Investasi properti itu membeli masa depan, tentu yang menarik yang masih akan berkembang, bukan di lokasi-lokasi yang harganya sudah optimum,” katanya.