Housing-Estate.com, Jakarta – Jakarta dan Bali menjadi kota dengan pertumbuhan harga properti mewah paling tinggi di dunia. Ini sesuai data indeks pergerakan nilai jual properti (prime international residential index) yang dikeluarkan konsultan properti global Knight Frank. Tahun 2013 pertumbuhan harga properti mewah di Jakarta mencapai 38 persen, sedangkan Bali 22 persen. Peningkatan ini terdorong oleh terbatasnya pasok sementara permintaannya kian kuat. “Akibatnya harga tetap naik meskipun pertumbuhan ekonomi sedang melambat dan ada situasi ketidakpastian karena akan Pemilu,” ujar Hasan Pamudji, Associate Director Knight Frank Indonesia di Jakarta, Jumat (14/3).
Properti mewah dalam data index Knight Frank sebatas apartemen mewah (luxury). Residensial (landed houses), vila, dan resor tidak masuk dalam cakupan properti mewah yang dimaksud Knight Frank.
Pertumbuhan harga ini menjadi lebih istimewa mengingat pada tahun 2013 harga property secara global mengalami penurunan 39 persen. Tahun 2012 angka penurunannya lebih fantastis mencapai 50 persen.
Selain Jakarta dan Bali, kota-kota lain di dunia yang mencatatkan kenaikan harga cukup signifikan antara lain Auckland dan Chirstchurch, Selandia Baru, masing-masing sebesar 29 dan 21 persen. Beijing dan Guangzhou, Cina, sebesar 18 persen dan 14 persen, Dubai sebesar 17 persen, Abu Dhabi 15 persen, dan Los Angeles, AS, naik 14 persen.
Pertumbuhan harga apartemen premium di Jakarta yang cukup tinggi itu selain pasoknya terbatas juga disebabkan harganya yang jauh lebih rendah dibanding apartemen sejenis di negeri tetangga. Di Jakarta apartemen mewah seperti Raffles Residence (Ciputra World), Langham Servised Apartment, Dharmawangsa Residence, Keraton at The Plaza, harganya berkisar Rp55-74 juta/m2. Sementara Ferra Condominium yang dikembangkan Far East Organization di kawasan Orchard Road Singapura harganya mencapai Rp349 juta/m2. Tipe 2 bedroom dibanderol $2.924.500 (Rp28 miliar). Yudis