Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Harga properti yang terus meroket dipicu beragam faktor. Selain harga tanah yang semakin mahal pengembang juga menjual bangunan cukup tinggi. Di beberapa kota baru di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, harga tanahnya berkisar Rp11 – 13,5 juta per meter persegi. Misalnya BSD City, Paramount Land, dan Summarecon Serpong. Alam Sutera harga lebih mahal di atas Rp15 juta per meter persegi. Bintaro Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, harganya tidak berbeda sekitar Rp13 juta per meter persegi.

Ilustrasi
Sesuai brosur Sinar Mas Land yang dikeluarkan 1 April 2016 harga tanah paling murah di BSD City Rp11,4 juta per meter persegi di kawasan Vanya Park. Kawasan ini untuk pengembangan rumah tipe kecil rata-rata seharga Rp1 miliaran. Sesuai brosur tersebut BSD menghargai bangunan rumahnya Rp6,6 juta per meter persegi. Tipe 53/60 (2 lantai) dibandrol Rp1,03 miliar. Di Greenwich Park (cluster Hylands) lebih mahal lagi, harga tanahnya Rp12,6 juta dan bangunannya Rp7,1 juta per meter persegi.
Menurut seorang kontraktor yang biasa mendapat pekerjaan pembangunan rumah pengembang mengambil untung cukup besar dari bangunan. Mereka memberi harga pada kontraktor untuk rumah dua lantai Rp4 – 4,5 juta per meter persegi. Jadi, developer paling sedikit mengambil untung Rp2 juta per meter persegi. Kontraktor tersebut mengaku mendapat untung Rp500 ribu per meter persegi. “Harga dasarnya sekitar Rp3,5 – 4 juta per meter persegi,” katanya.
Tidak semua pengembang mau menangguk untung besar dari bangunan. Salah satu perumahan menengah cukup besar di Cipondoh, Tangerang, hanya mengambil untung Rp500 ribu per meter persegi. Menurut manager pemasarannya, pihaknya tidak mengambil untung lebih besar karena pasar tidak memungkinkan. “Kita sudah dapat untung dari tanah, kalau bangunannya dijual lebih mahal konsumen akan lari,” katanya.
Lihat tampilan baru di housingestate.id