Cara desainer menyiasati rumah di situasi lahan yang terimpit di tengah kota
Housing-Estate.com, Jakarta – Makin berkurangnya lahan untuk rumah tinggal kian menjadi tantangan kota-kota besar, juga bagi arsitek atau perancang untuk memberikan solusi desain yang terbaik. Beberapa finalis dalam ajang World Architecture Festival 2014 di Singapura, Oktober lalu, di kategori rumah tinggal menawarkan solusi desain rumah urban yang cukup menarik. Berikut beberapa proyek rumah yang dipamerkan mengacu pada kekhasan lokasi masing-masing di beberapa kota dunia.
Aperture House
Arsitek: Cox Rayner Architects & Twofold Studio Lokasi: Australia
Ide proyek rumah ini adalah memanfaatkan bukaan (aperture) untuk memperbesar, memampatkan (compress), dan meluaskan kesan ruang. Prinsip bukaan memiliki sejarah yang kaya pada era modern sekarang. Ada macam-macam eksplorasi bukaan untuk membangkitkan kepercayaan menggarap lahan di kota yang mampu mengakomodasi kehidupan subtropis. Bukaan mengacu pada keseluruhan komponen mulai dari pola bingkai jendela kaca sampai lubang-lubang kecil.
Karena lahan yang terbatas di Brisbane (Australia), rumah harus dibentuk memanjang. Bukaan dan lubang yang berlapis-lapis dimaksudkan untuk mengeksplorasi secara fisik dan perseptual interkoneksi ruang dalam garis memanjang dan melebar serta membentang. Teknik ini memungkinkan desain menampilkan orkestrasi dari derajat bukaan dan modulasi ruang, serta perembesan cahaya ke dalam ruang. Proyek juga mempergunakan seni susun batu berlapis yang menarik pada dinding dan lantai.
Program ruang terbagi dalam empat bagian berurut. Pertama, rumah yang sudah ada diremodel menjadi perpustakaan, ruang duduk dan kamar tidur utama. Kedua, jembatan yang terdiri dari kamar tidur dan taman privat. Ketiga, area dapur indoor-outdoor, ruang makan dan ruang bermain. Keempat, tamantaman yang terpusat pada kolam.