Housing-Estate.com, Jakarta – Hingga akhir tahun ini Pemprov DKI Jakarta terus ngebut membangun rumah susun. Targetnya sepanjang tahun ini Pemprov akan membangun sebanyak 21 ribu unit rusun di berbagai wilayah DKI. Pembangunan rusun ini untuk merevitalisasi kawasan kumuh, menyiasati mahalnya harga lahan, dan menyediakan hunian bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Target itu itu terus kita kejar, pembangunannya di 15 lokasi seperti Kampung Bandan, Ujung Menteng, Rawa Buaya, Waduk Pluit, Pinang Ranti, dan beberapa tempat lain,” ujar Ika Lestari Aji, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, di Balaikota Jakarta, Jumat (27/11).
Rusun tersebut saat ini diprioritaskan untuk warga yang terkena dampak program normalisasi sungai. Selain itu Pemprov akan membangun rusun yang terintegrasi dengan pasar. Ada sepuluh pasar yang akan dijadikan lokasi pembangunan rusun, yaitu Pasar Sunter, Cempaka Putih, Jelambar Polri, Kebon Melati, Sukapura, Lontar, Jembatan Besi, Manggarai, Pasar Minggu, dan Pasar Blok G Tanah Abang.
Khusus rusun Rawa Bebek, Pulogebang, Jakarta Timur, sudah dimulai pembangunannya sebanyak 14 blok yang dibangun tiga instansi berbeda. Menurut Kepala UPT Rusun Wilayah 3 Dinas Perumahan dan Gedung DKI Sayid Ali, pembagiannya yaitu enam blok dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) dan masing-masing empat blok oleh Pemprov DKI dan PT Summarecon Agung Tbk.
“Saat ini tengah dibangun enam blok oleh Kemenpuera yang ditargetkan selesai akhir tahun ini sehingga awal tahun 2016 sudah bisa dimanfaatkan. Rusun ini setinggi 25 lantai sehingga enam blok ini akan terdiri dari 250 unit dengan tarif sewa Rp425 ribu/bulan. Unitnya seperti mess jadi tidak ada dapur karena di sini diprioritaskan untuk lajang,” katanya.