Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Pemerintah tengah merumuskan banyak hal untuk mengurai permasalahan perkotaan di kawasan Jabodetabek. Menurut Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Hermanto Dardak, akan diperkuat sistem konektivitas kawasan Jabodetabek untuk mengurai permasalahan yang ada.
“Konsepnya simple rules untuk memaksimalkan pelayanan perkotaan dengan target restorasi perkotaan menuju kota yang aman, sehat, berkeselamatan, dan estetik. Ada dua bagian yang dikerjakan, ke dalam dengan human scale dan keluar dengan networks cities,” ujarnya saat rapat koordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek di Jakarta, akhir pekan lalu.
Beberapa hal yang akan dilakukan untuk mewujudkan networks cities antara lain pengembangan sistem konektivitas di kawasan Cikarang-Bekasi-Laut (CBL) dengan pembangunan jalan tol Cikarang-Cibitung-Cilincing (28,15 km), Cilincing-Tanjung Priok (11,5 km), serta Cijago-Cibitung-Cilincing (58,75 km). Kemudian rencana pembangunan jalur kereta api double double track (DDT) Cikarang-Manggarai-Tanjung Priok.
Hal ini, terang Hermanto, karena Cikarang merupakan kawasan industri terbesar di Indonesia dengan market driven untuk mendukung pembangunan infratsruktur berkelanjutan. Hal ini juga mendorong perkembangan pemukiman kumuh karena itu akan dikembangkan juga Kota Baru Publik Kemayoran dengan konsep compact city selain Kota Baru Publik Maja di Lebak, Banten. Hal ini salah satunya untuk memfasilitasi perkembangan kawasan industri di sekitarnya.
Untuk pengembangan Kota Baru Publik Maja telah ditandatangani MOU dengan pemerintah daerah dan pengembang pada akhir Juni 2016 lalu. Maja dikembangkan sebagai kota satelit mandiri dengan komposisi hunian berimbang 1-2-3 di mana setiap pembangunan 1 rumah mewah diikuti dengan 2 rumah menengah dan 3 sederhana.
Hermanto menyebut saat ini juga tengah disusun development plan untuk pengembangan Maja. Hal yang diatur antara lain akses menuju Maja dari Pamulang ke Rangkasbitung (58,35 km) yang akan menjadi akses utama dan linier dengan jalan tol Serpong-Balaraja serta jalur kereta api DDT Jakarta-Maja.
“Konsep lainnya adalah dengan menerapkan transit oriented development (TOD) untuk mendukung pengembangan kawasan-kawasan dengan basis industri seperti di Cikarang, Tangerang, dan lainnya. Hal ini untuk mengurangi imbas dari urban sprawl di Jakarta yang bisa menyebabkan permasalahan besar di kawasan Jabodetabek nantinya,” pungkasnya.
Lihat tampilan baru di housingestate.id