Housing-Estate.com, Jakarta – Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan perusahaan milik negara siap berkontribusi mengembangkan potensi ekonomi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, dengan itu membangun sarana listrik dan perkebunan di wilayah itu.
“Natuna harus ‘Mandiri Listrik’, sehingga potensi ekonomi bisa lebih berkembang,” kata Dahlan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Menteri BUMN Dahlan Iskan
Dahlan mengaku mengunjungi Natuna selama dua hari, 5-6 April 2014, bersama dengan Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan, Direktur Utama PT Wijaya Karya Bintang Perbowo, dan Direktur Utama Hotel Indonesia Natour Intan Adam Katoppo.
Menurut Dahlan, Natuna memiliki potensi luar biasa besar tercermin APBD per tahun yang mencapai Rp1,6 triliun yang didominasi bagi hasil migas, sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) relatif kecil.
“PAD masih sangat kecil baru seputar pendapatan dari retribusi parkir, dan bunga bank yang ditempatkan dari hasil migas,” ujarnya.
Untuk tahap awal, tambah Dahlan, Kementerian BUMN siap memfasilitasi pembangunan jaringan listrik dengan pola kerja sama dengan “independent power producer” (pembangkit listrik swasta).
PT PLN (Persero) bisa menjadi supervisi pembangunan pembangkit listrik dengan menggandeng BUMD Natuna, termasuk melibatkan perusahaan swasta.
“Natuna sangat besar, atau dua kali luas Pulau Batam. APBD juga besar, namun masih banyak masyarakat yang belum mendapat fasilitas listrik,” ujarnya.
Wilayah Natuna terdiri atas sekitar 120 pulau, sehingga sangat tidak mungkin dibangun sendiri oleh PLN, maka perlu dikembangkan bersama dengan Pemda Kabupaten.
“Jangan sampai anggaran besar, namun masyarakatnya tidak berlistrik. Perlu terobosan untuk mensejahterakan penduduknya,” ujar Dahlan.
Pada kesempatan itu, Dahlan juga menuturkan potensi lain Natuna adalah pengembangan perkebunan karet.
“Saya juga menyarankan rakyat menanam karet karena sangat cocok dan hasilnya bagus. Jika pada pola perkebunan rakyat itu mampu menanam seluas 6.000 hektare saja, maka pemiliknya bisa mencapai 3.000 orang. Tingkat kesejahteraan juga tentu bisa meningkat,” ujarnya.
Untuk pengembangan komoditas karet, masyarakat setempat bisa mencontoh PTPN VIII yang berhasil mengembangkan tanaman tropik di sela-sela kebun karet. Ant
