Housing-Estate.com, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau pada 2014 berlangsung normal tanpa adanya gangguan cuaca.
“Prediksi BMKG untuk sementara ini masih normal. Prakiraan musim, untuk kondisi 2014 ini cenderung berlangsung normal,” kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.
Oleh karena itu, kata dia, selama 2014 diprakirakan tidak ada El Nino maupun La Nina.
Dalam hal ini, lanjut dia, El Nino adalah gejala gangguan iklim atau anomali yang diakibatkan oleh naiknya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sekitar khatulistiwa bagian tengah dan timur.
Menurut dia, naiknya suhu di Samudera Pasifik itu mengakibatkan perubahan pola angin dan curah hujan yang ada di atasnya.
“Pada saat normal, hujan banyak turun di Australia dan Indonesia. Jika terjadi El Nino ini hujan banyak turun di Samudra Pasifik, sedangkan di Australia dan Indonesia menjadi kering,” katanya.
Sementara La Nina, kata dia, merupakan gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu permukaan laut Samudra Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Ia mengatakan bahwa La Nina mengakibatkan hujan turun lebih banyak di Samudra Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia.
Dengan demikian, lanjut dia, di daerah tersebut akan terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana.
“Kami akan terus pantau kemungkinan adanya perkembangan terbaru,” katanya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa sebagian wilayah Cilacap hingga saat ini masih berada di musim hujan meskipun sejumlah daerah di Jawa Tengah bagian selatan telah memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim hujan menuju kemarau.
Bahkan, kata dia, hujan masih berpotensi terjadi di Cilacap selama bulan April dengan curah mencapai kisaran 200-300 milimeter.
Akan tetapi, lanjut dia, hujan yang berlangsung selama bulan April itu tidak rutin setiap hari.
“Kadang panas selama dua hari, kemudian hujan. Jadi tidak rutin setiap hari,” tegasnya.
Sementara untuk wilayah yang telah memasuki masa pancaroba, kata dia, ditandai tingginya intensitas petir yang terjadi.
Selain itu, lanjut dia, angin puting beliung berpeluang terjadi di wilayah yang telah memasuki masa pancaroba.
“Masa pancaroba biasanya ditandai dengan angin puting beliung yang sering terjadi dan intensitas petir yang tinggi,” katanya. Antara