Housing-Estate.com, Jakarta – Berinvestasi properti ke segala penjuru dunia menjadi kesenangan baru warga superkaya Tiongkok. “Banyak pengusaha dan eksekutif Tiongkok sudah menyadari bahwa kesehatan dan gaya hidup adalah hal penting. Mereka sedang menikmati kekayaan yang diperolehnya dengan susah payah, yaitu dengan menikmati gaya hidup kosmopolitan dan resor,” kata Andrew Taylor, co-CEO Juwai.com.
Ilustrasi
Seperlima populasi superkaya dunia adalah orang Tiongkok. Menurut Juwai, transaksi realestat warga superkaya Tiongkok di luar negeri mengalami pertumbuhan sangat cepat dibanding dengan pasar serupa negara-negara lain. Amerika Serikta (AS) dan Australia memang masih jadi destinasi investasi paling populer. Tapi menurut salah satu portal properti terbesar di Tiongkok itu, jumlah calon pembeli yang mencari rumah mewah di lokasi eksotis, makin banyak.
Di antara negeri-negeri eksotis tersebut Bali menjadi favorit. Mereka sangat menyukai vila-vila di Bali yang menurut Juwai, harga vila di Pulau Dewata ini termasuk kedua tertinggi di antara listing-nya, yaitu rata-rata 10,61 juta dolar AS (Rp 138 miliar).
Vila di Bali hanya sedikit di bawah harga vila di Saint Kitts and Nevis, sebuah negara kecil di Karibia. Vila-vila di kepulauan West Indies ini memang ciamik, lokasinya mulai yang di pinggir pantai putih sampai di atas bukit, dengan harga rata-rata 11,9 juta dolar AS atau lebih dari Rp 154 miliar.
Posisi ketiga adalah Monaco di mana warga Tiongkok biasanya “bergerombol” di Kota Montecarlo yang menyuguhkan gaya hidup khas mediterania. Sebuah apartemen dengan tiga kamar dan dua kamar mandi di kawasan Larvotto misalnya, dijual dengan harga rata-rata 8,96 juta dolar AS (Rp 116 miliar).
Daerah eksotis lain yang disukai pembeli Tiongkok adalah pulau-pulau di Karibia, seperti Saint Barthelemy dan Jamaica, lalu Fiji di Pasifik Selatan. Mereka juga menyukai Maroko dan sebagai tempat di Timur Tengah yang paling diincar. Apalagi kini Maroko memberi bebas visa bagi warga Tiongkok yang datang ke sini.
(Sumber: CNBC)
