Lihat tampilan baru di housingestate.id
Housing-Estate.com, Jakarta – Daripada tidak berguna manfaatkan loteng untuk ruang tambahan di rumah
Rumah di Indonesia sebagian besar masih menggunakan atap segitiga atau atap miring, sehingga ada ruang kosong yang terbentuk di bawahnya. Ruang antara kuda-kuda dan plafon datar yang kita sebut loteng (attic) itu, sering hanya jadi sarang tikus atau gudang barang bekas yang tidak terurus.
Padahal, fungsinya bisa ditingkatkan menjadi ruang tambahan (ekstra) yang nyaman di rumah. Karena posisinya paling atas, pemisahan fisik dari ruang lain di bawahnya sangat terasa. Keuntungannya loteng bisa menyediakan lingkungan yang tenang dan rileks.
Kamar tidur hingga kamar mandi
Layaknya ruang lain di dalam rumah, loteng bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Bisa sebagai kamar tidur, ruang keluarga, ruang bermain, dapur, ruang kantor atau ruang belajar, sampai kamar mandi. Paling mudah mengubahnya menjadi ruang penyimpanan atau gudang. Ide ini boleh dianggap ideal karena luasan rumah bisa dioptimalkan untuk kamar-kamar.
Dalam prosesnya kita bisa langsung memanfaatkan konstruksi atap secara apa adanya. Biasanya mengikuti kemiringan atap sebesar 45 derajat atau 30 derajat untuk ukuran rumah yang lebih besar. Bagian yang miring bisa dibuat rak-rak atau lemari tanam. Sementara lantainya bisa menggunakan susunan balok kayu dengan ketebalan yang memadai untuk menahan beban di atasnya. Lalu dilapisi multipleks dan bahan vinil atau parket sebagai penutup.
Jika pemanfaatan loteng sudah direncanakan sebelumnya, bubungan atap dapat diperhitungkan lebih tinggi, sehingga ruang di bawahnya lebih luas. “Konstruksi kuda-kuda bisa didesain lebih ramping dengan perhitungan yang cermat,” ujar arsitek Sigit Antoro. Volume dari struktur atap nantinya akan memengaruhi ruang gerak yang nyaman dan lingkungan yang berangin. Sedangkan kekuatan lantai harus disesuaikan dengan beban yang akan ditampung. Dak lantai dipilih yang lebih permanen seperti cor beton atau konstruksi baja.
Maksimalkan ventilasi
Masalah yang perlu diatasi pada ruang loteng adalah pengudaraan dan pencahayaan. Kondisi ruang di bawah atap cenderung panas di siang hari, karena itu perlu aliran angin alami yang maksimal. Penambahan lapisan insulasi seperti aluminium foil, glasswool, atau polyurethane pada plafon bisa dilakukan untuk mengurangi penyerapan panas.
Sementara untuk memasukkan cahaya sekaligus mengalirkan udara panas keluar dibutuhkan bukaan jendela sebagai ventilasi. Jumlah dan posisi jendela pada bidang atap akan memengaruhi besar cahaya dan alami yang masuk ke dalam. Idealnya, jumlah bukaan jendela sekitar 10 persen dari luas lantai. Lebih baik menempatkan beberapa jendela kecil tapi banyak daripada hanya satu dan besar ukurannya.
Semakin pendek kemiringan atap, jendela harus dibuat memanjang supaya didapat lubang vertikal yang sama besarnya dengan atap miring yang curam. Agar nyaman, kaca sebaiknya dilapisi bahan yang merefleksikan panas. Jika tidak memungkinkan, bisa dipasang mesin ventilasi seperti exhaust fan untuk menggerakkan aliran angin alami dari dalam ke luar secara mekanis.
Jendela Dormer
Mengubah fungsi loteng menjadi ruang untuk tinggal biasanya membutuhkan penambahan luas dan pemasukan cahaya yang banyak. Cara yang bisa ditempuh adalah membuat jendela tambahan pada bidang atap miring yang biasa disebut dormer. Modelnya bermacam-macam, ada yang dibuat rata dengan atap, melengkung, atau lebih menjorok ke luar dengan tambahan atap segitiga.
Model terakhir bisa menambah ruang atas kepala (headroom) cukup luas sehingga leluasa untuk bergerak Namun, diperlukan bingkai atap yang lebih lebar untuk menyokong tambahan bentuk atap dan dinding vertikal pada jendela. Desain eksternal dari perpanjangan atap ini harus dikontrol karena memberi efek visual pada karakter rumah. Usahakan bentuknya mendekati gaya atau menyatu dengan tampilan asli rumah.
Halimatussadiyah. Dok. Majalah HousingEstate
Lihat tampilan baru di housingestate.id