Housing-Estate.com, Jakarta – Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) pada tahun 2013 meraih omset penjualan sekitar Rp25 triliun. Jumlah itu sekitar 62 persen dari total transaksi di pasar seken yang nilainya diperkirakan mencapai Rp40 triliun. Menurut Hendry Tamzel, Wakil Ketua Umum AREBI, sekitar Rp15 triliun sisanya diambil broker non-AREBI alias broker tradisional. “Jenis properti yang paling banyak ditransaksikan rumah, ruko, apartemen, tanah, dan gudang,” katanya, di sela-sela acara Dream Team Annual Award and Recognition Night 2014, di Jakarta, Rabu (26/2).
Hendry yang juga menjabat Country Director Century 21, salah satu broker papan atas di Indonesia, mengatakan, ada tiga pemain besar yang menguasai pasar property sekunder, yaitu Century 21, Ray White, dan ERA. “Century 21 pangsa pasarnya sekitar 35 persen,” ujar Hendry.
Para agen properti itu selain menjual properti seken juga aktif memasarkan properti baru dari pengembang (pasar primer). Hanya persentasenya lebih kecil. Contohnya Century 21, broker asal Amerika Serikat yang lisensinya di Indonesia dipegang Ciputra Group itu, 29 persen transaksinya dari pasar primer, sisanya sekunder. Hendry menjelaskan, secara wilayah kawasan Jakarta Barat dan barat Jakarta paling banyak melakukan transaksi. Dua kawasan itu memberi kontribusi sebesar 31 persen, selanjutnya Jakarta Utara 21 persen, dan 23 persen untuk wilayah Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan luar Jawa.
Dibanding tahun 2013 potensi pasar tahun ini jauh lebih besar. Pasalnya, properti-properti yang dibeli investor sekitar dua tahun lalu sudah pada serah terima dan akan dijual kembali. Hanya potensi ini terhambat Pemilu 2014 dan pengetatan kredit properti dari Bank Indonesia. “Jadi, saya kira tahun ini potensinya masih sama dengan tahun lalu,” katanya.
Ia mengakui tantangan tahun 2014 cukup berat. Kendati demikian target penjualan Century 21 naik 20 persen. Untuk itu Century 21 akan membuka 30 kantor baru di seluruh Indonesia. Melihat besarnya nilai transaksi property di pasar seken AREBI mendorong pemerintah membuat regulasi agar agen properti berlisensi semua. “Kalau semua broker berlisensi akan ada pemasukan pajak dari mereka,” ujar Hendry. Yudis
