Housing-Estate.com, Jakarta – Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) DKI Jakarta mendorong anggotanya terus mengembangkan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurut Ketua Apersi DKI Jakarta Ari T. Priyono, tahun depan pihaknya akan lebih menggenjot produksi rumah murah.
“Tahun ini kami berhasil membangun sekitar 40 ribuan unit rumah murah dan tahun depan targetnya kami akan membangun 70 ribu unit. Kami optimis dapat mewujudkannya karena program ini memang telah mendorong pembangunan rumah sederhana dengan banyak kemudahan dari pemerintah,” ujar Ari kepada housing-estate.com di Jakarta, (21/12).
Untuk mengimbang suplai rumah murah, menurut Ari, perlu ada kebijakan khusus tentang penyaluran KPR untuk pekerja informal. Mereka selama ini belum diakomodir oleh system perbankan, padahal jumlahnya cukup banyak dan akan mendorong penyerapan rumah sederhana. Pemberian akses para pekerja informal ini juga akan segera mengurangi angka backlog atau defesit perumahan. Ari berharap Bank Indonesia (BI) mau mengeluarkan aturan yang memungkinkan perbankan memberikan fasilitas KPR untuk para pekerja informal.
“Pemerintah dengan regulasinya tentu bisa membuat aturan yang non bankable ini menjadi bankable. Kalau ini tidak segera diwujudkan nanti program sejuta rumah hanya untuk kalangan pekerja formal padahal program ini sejatinya untuk seluruh masyarakat bawah,” imbuhnya.