Housing-Estate.com, Jakarta – Menghadapi datangnya musim hujan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) mendirikan 37 Pos Duga Air untuk memantau tinggi muka air di 16 sungai. Ke-37 Pos Duga Air ini terdiri dari 22 pos dengan sistem telemetri untuk mengirimkan data berbasis aplikasi online serta 15 pos manual yang akan mengirimkan data melalui radio dan telepon.

Ilustrasi : Pos duga air
Pos Duga Air ini akan memantau tinggi muka air pada Sungai Ciliwung, Cisadane, Pesanggarahan, Cikeas, Cipinang, Angke, Krukut, Sunter, Buaran, Cakung, Jatikramat, Grogol, Cileungsi, Bekasi, juga di Kanal Banjir Timur dan Barat. Menurut Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWSCC, Gemala Suzanti, dengan adanya pos pantau ini bisa menginformasikan lebih dini potensi bahaya khususnya banjir yang akan terjadi di Jakarta. Pos Pantau ini juga bukan hanya menginformasikan ketinggian muka air tapi juga untuk memprediksi curah hujan.
“Sistem manual ditempatkan petugas yang secara periodik akan melaporkan kondisi ketinggian muka air setiap jam dan mengabarkan melalui radio ke Pos Komando sementara sistem telemetri pemantauannya langsung melalui website. Dengan informasi yang lebih cepat diterima kita bisa melakukan antisipasi maupun meminimalkan dampak bencana,” ujar Gemala kepada pers di Media Center BBWSCC Jakarta, Kamis (19/11).
Sebagai gambarannya, bila kondisi ketinggian muka air di Bendung Katulampa siaga 1, artinya dalam 7-8 jam air akan sampai ke Jakarta sehingga bisa langsung disiapkan pompa dan peringatan dini kepada warga untuk bersiap dengan datangnya banjir. BBWSCC juga memiliki mobil pompa, karung-karung pasir, hingga perahu yang bisa digunakan warga untuk antisipasi banjir.
“Selain pos pemantauan di kawasan hulu sungai-sungai yang bermuara ke Jakarta, kami juga memiliki pos telemetri Jembatan Panus, Depok, M.T Haryono, dan pintu air Manggarai. Kemudian masih ada Pos Duga Air manual yang berada di Cibogo, Ciluar, Pemda Cibinong, dan Kampung Kelapa,” imbuhnya.